AS Tamrin-Ahmad Monianse Paparkan Nilai Nilai Po-5 Di Baruga Keraton
BAUBAU, LENTERASULTRA.COM- Suasana Baruga Keraton terlihat begitu hangat dan penuh kesahajaan. Sejumlah pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau juga banyak melakukan interaksi, pada kegiatan Serasehan, Minggu (14/10). Kegiatan tersebut, seolah menjadi lonceng pengingat bahwa budaya bukan hanya dalam tataran wacana belaka tetapi juga menjadi acuan implementasi kehidupan sehari-hari.
Po Ma-masiaka (saling menyanyangi), Po Pia-piara (saling memelihara), Po mae-maeaka (saling menghargai), Po Angka-angkataka (saling mengangkat harkat) dan Po Binci-binciki Kuli (toleransi) atau disingkat PO-5. Merupakan nilai-nilai budaya yang sarat makna dalam kehidupan masyaraat Buton, menjadi penting untuk diimplementasikan dalam kehidupan di tengah dinamika masyarakat modern.
Kegiatan ini merupakan rutintas tahunan. Selama kepemimpinan Wali Kota AS Tamrin, yang dimaknai sebagai ingatan jika leluhur Buton banyak mewariskan nilai-nilai budaya yang sarat makna dan tidak lekang oleh waktu.
Pada Kesempatan itu, Walikota Baubau H AS Tamrin memaparkan, bahwa nilai-nilai budaya sarat makna itu menjadi cara berpikir dan bertindak semua orang, agar kedamaian, keselarasan, dan kesimbangan hidup selalu hadir dan membawa harmoni.
Untuk PO-5 itu sendiri, serapan nilai-nilai sara pataaguna dan pobinci-binciki kuli dalam masyarakat Buton. Juga amat bersesuaian dengan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup dan falsafah bangsa Indonesia secara universal.
“Ini yang membedakan karakter hidup saya dengan sejumlah elite lainnya, sebab saya terispirasi dari budaya kebutonan, yang santun, tulus, apa adanya, mengutamakan pengahargaan, cinta kasih dan tata krama yang kuat,” ungkap AS Tamrin.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse, juga memberi penegasan jika makna dalam PO-5 menjadi hal yang sejatinya diiplementasikan dan di wariskan kepada generasi menadatang.
Dengan adanya kemajuan teknologi, kemudahannnya kerap mengabaikan aspek dan nilai-nilai kemanusian. Nilai PO-5, sejatinya terwariskan kepada generasi menadatang sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita ingin generasi muda itu tidak sekedar unggul dalam kemampuan, tetapi juga unggul dalam keperibadian,” tutup Monianse. (Hengki)