Ribut karena Bonus Rp 15,8 M
LENTERASULTRA.com-Siapapun yang menyaksikan pertandingan antara Paris Saint-Germain (PSG) menghadapi Olympique Lyon, 18 September lalu pasti penasaran dengan kejadian “ribut” di lapangan antara Neyman Jr dan Edinson Cavani. Keduanya berebut mengambil tendangan penalti.
Pada akhirnya, Cavanilah yang mengambil sepakan 12 pass itu. Neymar menyingkir sembari terlihat misuh-misuh. Penalti itu pada akhirnya gagal menambah gol tim PSG.
Usut punya usut, pemicu “perseteruan” keuanya adalah menyangkut bonus. Ya, dalam kontrak Cavani tertera bahwa penyerang timnas Uruguay itu bisa mendapat bonus EUR 1 juta (sekitar Rp 15,8 miliar) bila menjadi top scorer di akhir musim seperti dilansir L’Equipe.
Sebenarnya, musim lalu Cavani sudah merasakan bonus serupa. Itu setelah dia berhasil keluar sebagai pencetak gol terbanyak dengan melesakkan 35 gol dari 36 pertandingan.
Cavani dan Neymar sempat sedikit berdebat ketika PSG mendapat dua kesempatan bola mati kala melawan Lyon. Yang pertama terjadi saat PSG memperoleh free kick pada menit ke-57. Sebelum Cavani ingin mengambilnya, Dani Alves sudah terlebih dahulu “mengamankan” bola dan dari gesturnya dia enggan memberikan bola kepada Cavani yang sudah jelas-jelas meminta.
Namun, mendadak Neymar datang dan mengambil bola dari tangan Alves. Lucunya, Alves langsung mengizinkan kompatriotnya di timnas Brasil itu melakukan free kick.
Kejadian selanjutnya lebih spesifik kepada Cavani-Neymar. Tepatnya saat PSG mendapatkan penalti setelah Kylian Mbappe dilanggar Ferland Mendy pada menit ke-80. Cavani sudah berancang-ancang menendang. Namun, sejurus kemudian Neymar mencoba melakukan intersep.
Di sini keduanya terlihat sempat berbicara untuk negosiasi siapa yang jadi penendang. Meski akhirnya Cavani yang menang, namun eksekusinya gagal. Dan, serangkaian insiden itu dikabarkan membuat ruang ganti PSG memanas.
“Sebenarnya, saya ingin mengambil itu (tendangan bebas) karena memang saya percaya diri bisa melakukannya. ” ucap Alves seperti dilansir ESPN. ”Saya percaya bahwa semua yang ada di tim ini sangat pintar. Dan, hasil positif untuk tim lebih penting dari pencapaian individu karena kami bermain di sebuah tim olahraga yang memerlukan kerja sama,” lanjut bek 34 tahun itu untuk meredakan ketegangan yang ada.
Pernyataan Alves didukung gelandang Adrien Rabiot. Menurut dia, ruang ganti PSG tidak sepanas seperti yang diberitakan. Padahal, Cavani terlihat langsung keluar dari Parc des Princes terpisah dari tim dan dia tidak ikut saat tim menyapa suporter di tribun stadion.
Gelandang 22 tahun itu mengatakan bahwa hal seperti itu wajar terjadi di tiap tim. Dia juga mengatakan bahwa insiden itu hanya sesaat dan efeknya tidak akan berlangsung lama. “Cavani dan Neymar sama-sama ingin mencetak gol bagi tim ini. Dan, mereka adalah pemain sepakbola profesional. Saya rasa, mereka akan berbicara empat mata untuk menyelesaikan hal ini,” kata Rabiot kepada SporTV.
Terlepas dari insiden itu, Neymar lebih memilih untuk melupakannya dengan terbang ke London untuk berpesta bersama bintang F1, Lewis Hamilton. Keduanya memang terkenal dekat. Bahkan, Hamilton pernah menyebut Neymar sebagai saudaranya yang berbeda ibu. (net)
Editor : M Rioddha