Tim Pendamping Keluarga 81 Desa di Muna Barat Diedukasi
LAWORO, LENTERASULTRA.COM – Badan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Muna Barat menggelar orientasi tim pendamping keluarga (TPK) Rabu, 29 Juni 2022. Orientasi ini digelar guna memberi edukasi dalam rangka pencegahan stunting, gizi buruk, dan resiko kehamilan.
Kegiatan orientasi ini dilaksanakan selama 5 hari, mulai dari tanggal 27 Juni – 1 Juli dengan sasaran 81 Desa. Dimana masing-masing desa diikuti 3 peserta yang terdiri dari tim penggerak PKK Desa, bidan desa, dan kader keluarga berencana (KB).
“Tim pendamping keluarga ini kita hadirkan dari tiga kelompok ini karena merekalah yang tau keadaan masyarakat didesanya itu,” jelas Kepala Bidang Keluarga Berencana, Wa Ode Siti Amziah.
Amziah mengatakan TPK merupakan perpanjangan tangan pemerintah daerah kepada masyarakat untuk mengenali dan mencegah sejak dini penyakit stunting. Tim tersebut bertugas melakukan pendampingan dengan memberi edukasi dan informasi kepada masyarakat untuk memaksimalkan pencegahan kasus stunting, gizi buruk, dan resiko kehamilan sejak dini.
“Kita bentuk tim setiap desa. Mereka ini nantinya akan terus mengedukasi masyarakat dan melaporkan kepada pemerintah daerah melalui DP2KB. Jadi kita tim kabupaten hanya memonitoring,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas BPPKB, La Ode Andi Muna ini mengungkapkan bahwa program tersebut bertujuan melindungi dan menyejahterakan masyarakat. Untuk itu sebelum melakukan pendampingan ke masyarakat, Dinas akan memberi edukasi terlebih dulu kepada TPK agar nantinya dapat memahami tugas pokok yang dimiliki dan bisa memberi penyuluhan kepada keluarga terhadap pola hidup sehat.
“Kita bisa memahami keluarga yang kita dampingi karena baik tidaknya suatu masyarakat kita tergantung tim hari ini,” ungkapnya.
“Berharap masyarakat Muna Barat kedepan kehidupannya akan semakin lebih baik, karena majunya suatu daerah dapat dilihat pada kualitas hidup dan kekompakan dari masyarakatnya,” tambahnya
Lebih lanjut kata La Ode Andi Muna, dalam program pencegahan penyakit stunting, gizi buruk, hingga resiko kehamilan itu dapat dilakukan dengan memperbaiki kualitas keluarga. Setidaknya delapan fungsi keluarga itu antara lain fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, reproduksi, perlindunga, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi dan pembinaan lingkungan. “Kalau delapan fungsi keluarga ini diterapkan maka saya pastikan keluarga itu akan sejahtera dan terhindar dari penyakit stanting, gizi buruk, dan resiko kehamilan,” ujarnya.
Camat Kusambi, Arif Ndaga menilai kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Ia berharap kepada pendamping TPK dapat memahami tugas yang diembannya agar nantinya dapat memberikan pemahaman terhadap keluarga yang didampinginya. “Jadi setelah ini khususnya masyarkat kecamatan kusambi dan napano kusambi bisa untuk bisa mengikuti arahan yang bisa dan memahami materi pada hari ini agar nantinya informasi yang didapat hari ini bisa disampaikan dan diserap kepada masyarakat yang tidak sempat hadir hari ini,” jelasnya.
Reporter: Sry Wahyuni
Editor: Ode