Ratusan Karyawan Sampoerna Terpapar Covid-19
SURABAYA – Ratusan karyawan pabrik PT HM. Sampoerna Tbk di Surabaya, Jawa Timur dinyatakan positif terjangkit coronavirus (covid-19). Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi mengungkapkan hal itu dalam konferensi pers, Jumat (1/5/2020).
Mengutip Asiatoday.id, Joni mengungkapkan, setelah ada 2 karyawan yang positif pertama kali dan akhirnya meninggal, timnya lalu melakukan test swab atau PCR (polymerase chain reaction) pada gelombang pertama. Tes dilakukan terhadap 165 orang di sekitar orang kasus pertama.
“Kita lakukan tracing lagi terhadap 323 orang dan ditemukan sementara ada 100-an orang positif Covid-19 berdasarkan rapid test. Lalu kita eksploitasi lebih detail karena ini menyangkut treatment, mereka lalu diisolasi di suatu tempat untuk memudahkan tracing,” paparnya.
Dari 100-an orang yang positif dalam tes massal tersebut akhirnya dilakukan test swab atau PCR secara bertahap. Tahap pertama dilakukan terhadap 46 orang, dan hasilnya mengejutkan mencapai 34 orang positif Covid-19.
“Hasilnya mengejutkan. Jika biasanya hasil rapid test itu hanya 10 persen yang positif dari total yang dites, tetapi ini mengejutkan. Intinya penyakit ini betul-betul menular,” jelasnya.
Terhadap 100 orang yang dinyatakan positif berdasarkan rapid test kata dia , hasil tes swab bisa diketahui Sabtu (2/5/2020).
“Dari yang positif itu saja, bisa dibayangkan kalau 100-an orang itu positif, rumah sakit langsung penuh. Berarti ini sangat menular dan sangat infeksius,” terangnya.
Karena itu, Joni meminta kepada seluruh masyarakat untuk mentaati PSBB seperti melakukan physical distancing, memakai APD masker dan menjauhi kerumuman.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan bahwa penyebaran coronavirus di pabrik rokok Sampoerna bermula dari karyawan di pabrik rokok yang berstatus PDP yang tidak jujur dan memilih tetap bekerja.
“Padahal, pasien itu harus menjalani karantina. Itu masalahnya,, mengapa tidak dilakukan,” kata Risma, Jumat (1/5/2020).
Menurut Risma, kasus di pabrik tersebut sebetulnya bukan kluster baru karena sudah diketahui oleh pihak puskesmas setempat, namun kurang pengawasan.
Atas kasus itu, Pemkot Surabaya bekerja sama dengan TNI dan Polri saat ini terus melakukan upaya penelusuran (tracing) atau melacak PDP tersebut.
Pada hari ini, kasus covid-19 di Surabaya terjadi penambahan sebanyak 58 orang sehingga total kasus di Surabaya mencapai 496 orang. Dari tambahan 58 kasus tersebut, sebanyak 34 orang di antaranya merupakan karyawan HM Sampoerna.
Tutup Pabrik
Manajemen PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) memutuskan untuk menutup salah satu fasilitas produksinya, yakni pabrik Rungkut 2 di Surabaya, dan area sekitarnya setelah karyawan yang bekerja di pabrik tersebut dinyatakan positif terpapar virus corona atau Covid-19.
Penutupan pabrik dilakukan sejak 27 April itu untuk pembersihan dan sanitasi.
Direktur HM Sampoerna Elvira Lianita mengatakan penutupan ini akan dilakukan hingga waktu yang akan ditentukan kemudian.
Perusahaan telah memberikan data dan informasi terkait karyawan yang dinyatakan positif Covid-19 kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya dan Jawa Timur.
“Selanjutnya, sesuai arahan dan koordinasi dengan Pemerintah Kota Surabaya dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, kami juga telah menerapkan protokol yang dianjurkan antara lain penyemprotan disinfektan di seluruh fasilitas pabrik, melakukan contact tracing, meminta karyawan untuk karantina mandiri, melakukan test Covid-19, dan bekerjasama dengan rumah sakit setempat,” kata Elvira melalui keterangan tertulisnya yang diterima Jumat (1/5/2020).
Selanjutnya, perusahaan telah memberikan cuti kepada karyawan yang positif Covid-19 dan yang melakukan karantina mandiri hingga yang harus merawat anggota keluarganya yang positif Covid-19. Namun perusahaan rokok ini memastikan untuk tetap memberikan gaji kepada karyawannya.
Sementara itu, untuk memastikan kualitas produksinya tak terganggu, HM Sampoerna melakukan karantina produk selama 5 hari sebelum produk tersebut didistribusikan. Hal ini dilakukan sesuai dengan anjuran dari European Centre for Disease Prevention and Control (European CDC) dan World Health Organization (WHO).
Sebagai pencegahan, sejak Maret 2020 perusahaan telah melakukan pembatasan akses ke fasilitas produksi hanya bagi karyawan yang berkepentingan. Perusahaan juga menerapkan protokol kesehatan dan kebersihan seperti yang dianjurkan kepada karyawannya di fasilitas produksi.
Sementara untuk karyawan non-produksi telah memberlakukan kebijakan bekerja dari rumah (work from home/WFH) sejak 16 Maret 2020. Perjalanan bisnis juga dikurangi intensitasnya dan diskusi dilakukan secara daring.
Sedangkan untuk karyawan fungsi bisnis kritikal dan masih harus bertugas di lapangan dipastikan tetap melaksanakan protokol kesehatan dan rutin melakukan desinfektan di kantor dan fasilitas lainnya. Kunjungan lapangan juga diminimalkan dan hanya fokus pada in call mission. (ATN)