Indonesia Darurat Pendidikan, Ancaman Putus Sekolah dan DO di Depan Mata

8,401

 

Suasana sunyi ruang perkuliahan salah satu perguruan tinggi swasta di Indonesia. —ist–

JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Indonesia kini memasuki kondisi darurat pendidikan. Pemerintah sebaiknya memperhatikan sektor pendidikan sebagaimana sektor kesehatan, jaminan sosial, dan ekonomi di tengah pandemi coronavirus (covid-19). Demikian diungkapkan Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, Jumat (1/5/2020).

Menurut Syaiful Huda, pemerintah harus segera merumuskan skema bantuan bagi PAUD, TK, Sekolah, hingga Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang terdampak Covid-19.

“Jika hal ini terlambat, dikhawatirkan jumlah siswa dan mahasiswa drop out atau putus sekolah akan meningkat tajam,” ujar Huda melalui keterangan tertulisnya sebagaimana dikutip Asiatoday.id.

Huda mengungkapkan, berdasarkan jajak pendapat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) beberapa waktu lalu menunjukkan, 56 persen sekolah swasta saat ini tengah mengalami kesulitan finansial akibat terdampak pandemi covid-19.

“Kondisi ini akan terus memburuk dalam beberapa bulan ke depan, jika tidak ada upaya konkret dari Pemerintah untuk menyelamatkan lembaga pendidikan swasta dari kondisi ini,” terangnya.

Huda memandang, lembaga pendidikan swasta ini harus segera mendapatkan bantuan. Terlebih lagi, lembaga pendidikan swasta telah berpuluh-puluh tahun menjadi penyangga utama penyelenggaraan pendidikan di Tanah Air.

Hal ini terjadi akibat timpangnya jumlah lembaga pendidikan milik pemerintah dengan anak usia didik di Indonesia.

“Kemampuan lembaga pendidikan milik Pemerintah sangat terbatas dalam menampung anak usia sekolah, sehingga peran lembaga pendidikan swasta selama ini sangat krusial,” imbuhnya.

Huda mencontohkan, di tingkat PAUD saja misalnya, TK milik pemerintah hanya berjumlah 3.363 lembaga, sedangkan TK swasta mencapai 87.726 lembaga. Kondisi serupa juga terlihat di jenjang pendidikan tinggi, jumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) hanya sekitar 370 lembaga, sedangkan Perguruan Tinggi Swasta mencapai 4.043 lembaga.

“Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka dalam waktu dekat angka putus sekolah dan drop out akan meningkat karena sekolah dan PTS berpotensi tutup, akibat tidak mampu membiayai operasional lantaran orang tua siswa ataupun mahasiswa yang terdampak virus corona ini tidak mampu membayar biaya pendidikan,” paparnya.

Huda memandang, Pemerintah harus memberi perhatian besar kepada sektor pendidikan. Pemerintah seharusnya tidak ragu untuk menggelontorkan dana berapapun untuk menyelamatkan sektor pendidikan.

“Jika di sektor lain Pemerintah bisa memberikan stimulus besar-besaran, harusnya pemerintah juga tidak ragu mengucurkan dana berapapun besarnya agar dunia Pendidikan bisa selamat dari dampak wabah covid-19,” tandasnya. (ATN)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU