Dituduh Menganiaya, Guru SD di Bombana Juga Dipolisikan
RUMBIA, LENTERASULTRA.COM-Kasus guru dipolisikan oleh siswanya sendiri bertambah lagi. Setelah heboh kasus ibu guru Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, kali ini kasus serupa juga terjadi di Bombana. seorang guru yang bertugas di SD 27 Doule, Kecamatan Rumbia bernama Masse kini harus berurusan dengan pihak berwajib. Ia dilaporkan menganiaya siswanya.
Saat ini, kasus tersebut sedang ditangani pihak Polres Bombana bahkan sudah dilakukan pemeriksaan terhadap sang guru, Senin (21/10/2024) lalu. Untung saja, sang guru yang menghadiri panggilan polisi itu tidak sampai ditahan. PGRI Bombana bersama sejumlah guru di sekolah tersebut, ikut mendampingi saat pemeriksaan.
Informasi yang diterima lenterasultra.com, peristiwa dugaan penganiayaan itu terjadi sekira dua pekan lalu, saat para murid diminta melaksanakan kerja bakti di pagi hari. Saat itu, ketika semua murid sibuk membersihkan areal sekolah, anak yang diduga jadi korban ini memilih masuk ruang kelas dan tidak ikut bersama kawan-kawannya yang lain.
Rupanya, ibu guru Masse melihat hal tersebut. Ia pun mendatangi siswa berjenis kelamin laki-laki yang masih duduk di bangku kelas 5 tersebut guna memintanya untuk ikut memungut sampah. Tapi sang anak menolak. Sang guru yang konon akan menarik tangan sang anak, justru mengenai wajah si bocah. Itulah yang kemudian dianggap sebagai penganiayaan.
Anak tersebut lalu pulang ke rumah mengadukan masalah tersebut ke orang tuanya lalu belakangan datang ke sekolah dengan amarah. Ia lantas mengeluarkan anaknya dari sekolah tersebut. “Informasi yang saya tahu, laporan polisi itu masuk setelah si anak pindah sekolah,” kata Kandamang, Ketua PGRI Bombana saat dihubungi lenterasultra.com, Jumat (25/10/2024).
Kandamang bercerita, bahwa dirinya atas nama PGRI sudah sempat menemui orang tua siswa untuk memediasi masalah tersebut. Hanya saja, meski ia mengenal baik orang tua siswa itu, dan pernah bertetangga, tapi nampaknya belum ada penyelesaian. Malah kasusnya tetap berjalan di kepolisian.
Sejatinya, konflik guru Masse dengan orang tua siswa adalah kasus kedua di sekolah tersebut di waktu yang hampir bersamaan. Sebelumnya, seorang guru perempuan di sekolah tersebut juga mengalami pelecehan verbal dari orang tua siswa, yang datang ke sekolah sembari marah-marah karena anaknya tidak diterima ditegur guru.
“Kami berharap agar Dinas Pendidikan Bombana bisa mengambil tindakan atau mitigasi terhadap masalah-masalah seperti ini. PGRI meminta agar ada pertemuan dengan semua pihak, tidak saja terkait kasus ibu guru Masse di SD 27 Doule, tapi juga di semua sekolah di Bombana agar kejadian semacam ini tidak berulang lagi,” harap pria berkaca mata ini.(red)