Direktur Perusda Wonua Bombana “Menghilang”
BOMBANA, LENTERASULTRA.COM-Masalah seperti tak pernah lepas dari tubuh Perusahaan daerah (Perusda) Wonua Bombana. Kendati berganti-ganti pemimpin, tak ada yang bisa mengurus perusahaan milik daerah ini. Setelah sempat mati suri selama delapan tahun hingga, sempat ada harapan kala seorang bernama Erfan Hutama dilantik jadi Direktur Perusda Wonua Bombana, Februari 2023 lalu. Tapi ternyata, semua sama saja. Sang Direktur bahkan mendadak tak diketahui dimana rimbanya. Ia “menghilang”.
“Sampai sekarang tidak ada komunikasi dengan Direktur Perusda Wonua Bombana. Tidak tahu dimana sekarang,” kata Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Sekretariat Daerah Bombana, Sumarni, Rabu sore, 8 Mei 2024. Mantan Kabag Kesejahteraan Rakyat (Kesra) ini mengaku, pihaknya sudah berusaha menjalin komunikasi dengan sang direktur, namun usahanya itu sia-sia karena tidak pernah mendapat respon dari Erfan Hutama.
Hal yang sama juga diungkapkan Siti Herlisa, pejabat fungsional bagian ekonomi Setda Bombana saat ditemui bersama atasannya, Sumarni di kantornya, pertengahan Maret 2024 lalu. Lisa mengaku, Direktur Perusda Wonua Bombana, Erfan Hutama hanya aktif sebagai Direksi sekitar tiga bulan pasca dilantik awal Februari lalu. Sejak saat itu sampai Maret 2024 lalu, tidak aktif lagi bahkan tidak pernah terjalin komunikasi apapun.
Seingat Lisa –sapaan Siti Herlisa- Direksi Perusda mulai tidak aktif berkantor antara bulan Mei atau Juni. Tidak diketahui apa penyebabnya. Sebab, bagian ekonomi selaku pembina dari Perusda Wonua Bombana sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), tidak pernah mendapatkan pemberitahuan atau alasan baik secara lisan maupun tertulis dari Direksi terkait ketidak aktifannya.
Karena sudah beberapa hari tidak ada kabar, pihaknya melayangkan surat kepada Direktur Perusda. Surat yang sudah dikonversi dengan kertas digital itu dikirim melalui aplikasi pesan singkat di Ponsel. Tidak hanya itu, Dia juga berupaya mengubungi Efan Hutama melalui nomor telepon dan whatsAppnya, namun Lisa mengaku tidak pernah mendapat respon.
Padahal kata Lisa maupun Sumarni, diawal-awal bertugas usai dilantik sebagai Direktur Perusda Wonua Bombana, Erfan Hutama terlihat aktif mencari dan membangun kerja sama. Dia bahkan beberapa kali melakukan perjalan dinas di luar Kabupaten Bombana untuk membesarkan perusahaan pelat merah yang dipimpinya. Namun itu ternyata hanya berjalan sekitar dua sampai tiga bulan, karena setelah itu, Erfan Hutama pergi meninggalkan Perusda Wonua Bombana tanpa ada alasan yang jelas sampai saat ini.
Erfan sendiri menjabat sebagai Direktur Perusda Bombana sejak Februari 2023, dan dilantik Pj Bupati Bombana kala itu, Burhanuddin. Erfan terpilih melalui rekrutmen terbuka yang dilakukan kala itu. Erfan menggantikan Dedy Fan Alva Slamet yang sempat jadi Dirut Perusda dengan status pelaksana tugas (Plt), sejak sejak 11 Maret 2022, jelang Bupati Tafdil berakhir jabatannya.
Saat diberi amanah jadi Plt, Dedy sejatinya masih menjabat sebagai Kepala bidang (Kabid) Prasarana Dinas Perhubungan. Tak ada informasi mengenai kemajuan perusahaan plat merah ini sejak dipimpin Dedy, karena setelah H Tafdil lengser dari jabatan Bupati Bombana lalu digantikan Burhanudin, seleksi untuk jadi Direktur Perusda lalu dibuka.
Dedy sendiri sejatinya hanya menduduki jabatan di perusahaan yang memang sedang sakit. Perusahaan itu pertama kali dibentuk tahun 2012, di era kepemimpnan H Tafdil-Masyhura di Bombana. Saat itu, tiga orang dilantik jadi dewan direksi yakni, Hasmin Marunta sebagai Direktur, Andi Arif sebagai Direktur Operasional dan Zainuddin Tahyas sebagai Direktur Keuangan.
Saat dilantik 2012 lalu, masa kepengurusan tiga Direksi Perusda ini ditetapkan hingga 2016. Namun baru dua tahun berjalan, tepatnya tahun 2014, Perusda Wonua Bombana dibekukan. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) yang kala itu dipimpin Nasir HS Noy, tidak lagi mengucurkan anggaran daerah buat Perusda Wonua Bombana. Penyebabnya, perusahaan milik Pemda Bombana inj dinilai hanya membawa beban buat daerah. Sejak dibentuk 2012 lalu, perusahaan plat merah hanya mengandalkan APBD untuk beroperasi termasuk membayar gaji karyawannya.
Sejak dibekukan tahun 2014 lalu, perusahaan daerah ini hilang bak ditelan bumi. Tak jelas apa urusan dan aktivitasnya. Delapan tahun kemudian, tepatnya tahun 2022, Perusda Wonua Bombana muncul lagi. Kehadirannya bertepatan dengan tahun terakhir masa jabatan Bupati Tafdil di periode kedua. Ini artinya, setelah hampir dua periode menghilang, Perusda Wonua Bombana akhirnya “reinkarnasi”.(*)
Penulis :ADHI