Indonesia Siap-siap Kebanjiran Permintaan Nikel
JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Kalangan analis memproyeksikan Indonesia akan mengalami permintaan nikel dalam jumlah besar. Pasalnya, permintaan kendaraan listrik turut mendorong naiknya produktivitas dari produksi nikel, dimana hal tersebut menjadi keuntungan bagi Indonesia sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia. Apalagi, pemerintah saat ini tengah menindaklanjuti program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
“Kendaraan berbasis baterai diprediksi akan meningkat dari tahun ke tahun,” demikian analisa PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Selasa (26/10/2021) dikutip dari asiatoday.id.
Pembangunan pabrik baterai dalam negeri sebagai fokus pemerintah guna menyerap peluang investasi menjadi prioritas utama bagi pemerintah dalam beberapa tahun ke depan. Dukungan insentif dan kemudahan perizinan menjadi harapan bagi investor untuk dapat melangsungkan usahanya di Indonesia.
Pemerintah Indonesia sedang fokus membangun pabrik baterai listrik pertama di Indonesia dan ASEAN yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat bernilai US$ 1,1 miliar atau setara Rp 15,69 triliun.
Saat ini perusahaan asal Taiwan yaitu Foxconn juga menyatakan komitmennya untuk berinvestasi pada industri baterai dan kendaraan listrik di Indinesia.
Menjelang rilis data investasi asing (foreign direct investment/FDI), pelaku pasar menaruh harapan besar pada dampak kemudahan investasi terhadap aliran modal masuk. Kementerian Investasi BKPM mencatat capaian realisasi investasi Indonesia sepanjang semester I 2021 hampir mencapai 49,2 persen. Adapun Presiden Joko Widodo menargetkan sebesar Rp900 triliun sepanjang 2021.
Saat ini porsi investasi luar Jawa sudah mulai mendominasi lebih 50 persen atau tercatat 51,5 persen. Jika mengacu pada data sebelumnya di tahun 2020 realisasi investasi berjalan dengan sukses. Hal itu terlihat dari realisasi investasi yang melebihi target, dari sebelumnya dipatok Rp 817,2 triliun, akhirnya bisa terealisasi Rp 826,3 triliun. (ATN)