AS dan Australia Dominasi Investasi Kelautan dan Perikanan di Indonesia
JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berpacu meningkatkan investasi sektor kelautan dan perikanan. Kinerja investasi sektor kelautan dan perikanan hingga triwulan I/2020 tercatat senilai Rp1,16 triliun, dengan investor mayoritas berasal dari Amerika Serikat dan Australia.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Nilanto Perbowo mengatakan, di tengah situasi pandemi Covid-19, upaya mendatangkan investasi menjadi pekerjaan yang tidak ringan.
KKP terus melakukan sinergi dengan seluruh stakeholders sektor kelautan dan perikanan untuk menciptakan kondisi investasi yang kondusif.
KKP menggandeng Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) di bawah koordinasi Badan Koordinasi Penanaman Modal, agar lebih efektif mempromosikan investasi sektor kelautan dan perikanan.
“Sampai dengan triwulan I/2020, realisasi investasi sektor kelautan dan perikanan yang bersumber pada PMA dan PMDN mencapai Rp1,16 triliun atau tumbuh 473,3 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama 2019,” jelas Nilanto melalui keterangan tertulisnya dikutip Asiatoday.id, Jumat (14/8/2020).
Dikatakan, budidaya dan pengolahan adalah bidang usaha dengan kontribusi tertinggi dalam realisasi investasi, dengan porsi masing-masing 43,33 persen dan 30,73 persen. Selanjutnya, perdagangan dan penangkapan dengan pangsa 23,13 persen dan 2,81 persen.
Nilanto merinci realisasi investasi sektor kelautan dan perikanan yang berasal dari Amerika dan Australia hingga dengan triwulan I/2020 mencapai Rp810,5 juta dan Rp43,47 miliar. Investasi asal kedua negara tersebut tumbuh tinggi dibandingkan dengan periode yang sama 2019.
Saat ini investor dari Amerika melakukan investasi di bidang usaha budidaya pembenihan ikan laut di Kota Batam, Kepulauan Riau.
Adapun, investor Australia melakukan realisasi investasi di bidang usaha budidaya, yakni untuk komoditas kerapu dan kakap putih (barramundi) di Kabupaten Buleleng, Bali dan komoditas mutiara di Kabupaten Manggarai Barat, Alor dan Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Muchammad Iqbal, Direktur IIPC New York mengatakan Amerika Serikat merupakan investor terbesar di benua Amerika untuk bidang kelautan dan perikanan dengan besaran investasi 93 persen. Selanjutnya, terdapat Kanada, Chili, Brazil, Barbados, Peru dan Argentina.
Tujuan investasi Amerika Serikat diantaranya sebanyak 39 persen ke Asia Pasifik, dimana terdapat 2 proyek investasi di Indonesia dengan total investasi senilai USD48 juta untuk periode 2003-semester I/2020. Selama ini subsektor yang diminati adalah usaha budidaya, pengolahan dan gudang beku (cold storage).
“Investor Amerika membutuhkan proyek investasi yang jelas dan clear. Mereka sangat percaya dengan konsultan dan brokernya. Ini adalah ciri khas investor Amerika. Hal ini bisa menjadi peluang kerja sama yang menguntungkan,” jelas Iqbal.
Karakter investor Amerika Serikat ini berbeda dengan investor Australia. Direktur IIPC Sydney, Henry Rombe mengatakan karakter orang Australia cenderung menghindari resiko besar.
“Investor Australia membutuhkan feasibility study sebagai acuan mereka menilai kelayakan investasi. Mereka pastikan proyek yang diambil seperti apa. Pemda harus memberikan keseriusan sebagai back up atau jaminan, ini yang dibutuhkan investor Australia,” paparnya. (ATN)