Indonesia Ekspor 1,5 Ribu Ton Serabut Kelapa ke China, Jepang, Korea, Srilangka dan Jerman

1,887

 

Ekspor Indonesia melalui jalur laut. Foto: Kemenkomaritim

JAKARTA – Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan sertifikasi terhadap 100 ton serabut produksi kelapa asal Jawa Barat yang akan diekspor ke China.

Total nilai ekspor serabut kelapa yang berasal dari petani Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, dan Pangandaran ini mencapai Rp396 juta.

Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok Purwo Widiarto mengirimkan langsung sertifikat kesehatan tumbuhan atau Sertifikat Phytosanitary (PC) sebagai persyaratan protokol ekspor negara untuk PT Nusantara Sukses Sentosa, di Depo DNS Cakung, Jakarta Utara, Selasa, 28 April 2020.

Penyerahan ini dilaksanakan dengan tetap memperhatikan peralihan implementasi Covid-19.Purwo menjelaskan, dari data periode Januari-April 2020, ekspor serabut kelapa mencapai 1,5 ribu ton mencapai Rp8 miliar, dengan negara tujuan terbanyak adalah China yang disusul Jepang, Korea Selatan, Sri Lanka, dan Jerman.

“Selama 4 bulan terakhir, ekspor serabut kelapa terus meningkat setiap bulannya. Fenomena ini menggeser stigma bahwa dulu dianggap limbah, kini malah mampu menyumbang devisa bagi negara, ”jelas Purwo, melalui keterangan tertulis dikutip asiatoday.id, Rabu (29/4/2020).

Related Posts
PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

Menurut Stanley Aliwarga, selaku pihak yang dikuasakan oleh PT Nusantara Sukses Sentosa, serabut kelapa termasuk dalam salah satu jenis limbah, namun dapat dimanfaatkan menjadi banyak hal, seperti media tanam di Korea dan Jepang.

Di Jerman, salah satu perusahaan otomotif menggunakan sabut kelapa sebagai salah satu bahan baku jok mobil. Selain itu, sabut kelapa digunakan sebagai bahan dasar kerajinan, bahan bakar, pupuk organik dan briket, dan sebagai komponen alat penghubung udara.

“Sejak awal tahun ini sesuai permintaan Cina, kami telah meminta kelapa sawit yang telah disertifikasi oleh pihak Karantina Pertanian Tanjung Priok sebanyak 304 ton. Jika dirupiahkan sekitar Rp1,2 miliar, ”terang Stanley.

Berdasarkan data otomasi karantina pertanian periode sepanjang 2019, jumlah kelapa yang dikirim ke China dengan volume 5,4 ribu ton, sebanyak 100 kali pengiriman. Lalu tujuan ke Jepang dengan jumlah pengiriman sebanyak 16 kali dan volume 972 ton.

Kemudian tujuan Korea Selatan dengan volume 419 ton yang dikirim sebanyak 29 kali. Tujuan Thailand dengan volume 164 ton yang dikirim sebanyak dua kali. Korea Utara sebanyak 18 ton dengan satu kali pengiriman.

Begitu juga Sri Lanka yang dikirim sebanyak dua kali dengan volume enam ton. Selanjutnya ekspor tujuan Afrika Selatan dengan volume dua ton, dan Jerman 0,25 kg dengan masing-masing satu kali pengiriman.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil akan melanjutkan menjamin pertanian yang aman, aman, juga menyediakan fasilitasi ekspor pertanian untuk memenuhi permintaan pasar ekspor di tengah pandemi covid-19.

“Kami siap mengawal agar produk ekspor agar aman, sehat, aman dan berdaya saing. Begitu juga sebaliknya, produk pertanian yang masuk harus sehat, aman, dan layak dikonsumsi, ”tandas Jamil. (AT Network)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU