Peru Siap Adopsi Industri Minyak Sawit Indonesia
LIMA, LENTERASULTRA.COM – Pengembangan industri Kelapa Sawit di Indonesia mengundang minat negara Amerika Latin untuk saling bertukar pengetahuan dan keahlian.
“Peru ingin belajar dari Indonesia untuk mengembangkan industri minyak sawit,” ungkap Manajer Utama Dewan Minyak Sawit Nasional Peru (JUNPALMA), Gregorio Saenz, dalam pertemuan dengan Duta Besar RI Lima di Pucallpa, Peru, pada 19 Desember 2019.
Saenz mengaku, pihaknya mempelajari bahwa industri minyak sawit di Indonesia sudah sangat maju dimana minyak sawit dimanfaatkan tidak hanya sebagai bahan campuran makanan tapi juga campuran kosmetik, sabun, dan biodiesel. Hal ini sangat berbeda dengan Peru yang baru menghasilkan sebatas produk CPO dan menjualnya kepada perusahaan makanan seperti Alicorp S.A.
Dalam rangka menjajaki rencana kerja sama antara Indonesia dan Peru di sektor minyak sawit, Duta Besar RI Lima telah mengunjungi provinsi Ucayali, Peru untuk bertemu dengan asosiasi minyak sawit di Ucayali yaitu COCEPU, dan perusahaan minyak sawit terbesar di Ucayali yaitu OLAMSA. Selain itu, Duta Besar RI Lima juga mengunjungi langsung perkebunan kelapa sawit di Ucayali dan pabrik kelapa sawit yang dimiliki oleh perusahaan OLAMSA.
Dikutip dari Asia Today.id, dalam keterangan tertulis KBRI Lima yang diterima Senin (23/12/2019), dijelaskan bahwa Provinsi Ucayali merupakan satu dari 4 (empat) provinsi penghasil minyak sawit di Peru. Provinsi lainnya adalah Provinsi San Martin, Provinsi Loreto, dan Provinsi Huanaco.
Saat ini, provinsi Ucayali merupakan produsen terbesar di Peru dengan nilai produksi mencapai 200 ribu ton CPO (Crude palm oil) dari 300 ribu ton produksi tahunan CPO di Peru.
Perusahaan yang memproses dan mengelola produksi tersebut adalah perusahaan OLAMSA yang didirikan oleh para petani kelapa sawit anggota COCEPU dengan investasi mandiri.
Manager Utama OLAMSA, Nilo Demetrio menyampaikan bahwa terdapat 8 (delapan) pabrik kelapa sawit di Peru dimana 2 (dua) diantaranya dimiliki oleh OLAMSA dan berlokasi di Ucayali.
Kapasitas produksi PKS Olamsa tersebut adalah sekitar 24 s.d. 30 ton per jam. Kelapa sawit yang diolah merupakan produksi dari sekitar 1,300 petani sawit yang terasosiasi dengan COCEPU dan petani mandiri di provinsi Ucayali. Adapun peralatan yang dipakai oleh pabrik tersebut berasal dari Malaysia.
Duta Besar RI Lima menanggapi secara positif keinginan dari JUNPALMA, COCEPU dan Perusahaan OLAMSA dalam hal kerja sama pengembangan industri minyak sawit.
Diharapkan bahwa perusahaan Indonesia dapat berkunjung ke Peru dan melihat peluang bisnis dan investasi yang dapat dikembangkan dengan Peru. Duta Besar RI Lima juga meminta agar pihak Peru dapat mengunjungi Indonesia untuk melihat secara langsung industri minyak sawit di Indonesia. (AT Network)