Arogan! PJ Sekda Wakatobi Tampar Bawahannya
WAKATOBI, LENTERASULTRA.COM – Seorang pejabat daerah dituntut untuk memberikan contoh yang baik bagi masyarakat maupun bawahannya. Baik dari cara berbicara maupun bersikap.
Sayangnya, ada saja pejabat yang tampaknya ‘tidak peduli’ akan hal tersebut. Seperti yang dilakukan oleh PJ Sekda Wakatobi, La Jumadin pada Kamis, (1/8/2019) kemarin.
Di depan para PNS di Lingkup Pemkab Wakatobi, ia tega menampar Heri, Kasi Infrastruktur dan Kemitraan Olahraga. Persoalannya, bisa dibilang sepele, yakni terkait kesalahan redaksi dalam pembuatan surat undangan.
“Ada kesalahan dalam pembuatan surat undangan menghadiri upacara pembukaan pertandingan olahraga dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-74 ,” tuturnya saat dihubungi jurnalis lenterasultra.com, Jumat, (2/8/2019).
Kata Heri, surat tersebut seyogyanya ditujukan kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Wakatobi. Namun, isinya malah ditujukan kepada Istri Wakil Bupati Wakatobi.
“Hal itulah yang membuat Pak PJ Sekda marah. Sebenarnya, sempat saya dan Kabidku dipanggil malam hari untuk klarifikasi. Tapi saat itu saya ijin keluar karena ada urusan keluarga keadaan darurat, jadi saya tidak bisa ikut,” terangnya.
Ia mengira, persoalan tersebut sudah selesai dalam pertemuan yang tak bisa dihadirinya itu. Sehingga ia pun bekerja seperti biasa di keesokan harinya.
“Keesokan paginya, saya bekerja tepatnya saat saya sedang mempersiapkan materi upacara pembukaan, saya disuruh menghadap pak PJ Sekda. Segera bergegas saya menghadap, tapi ternyata ketemu di lobi Sekretariat Daerah dan secara spontan, beliau menampar saya dengan toopinya sambil bicara kasar dan tidak sopan,” katanya seraya menambahkan bahwa ia sempat meminta maaf, meski sudah mendapatkan perlakuan tak mengenakan.
Menurutnya, PJ Sekda telah meminta maaf atas peristiwa tersebut. Permintaan maaf itu disampaikan langsung oleh La Jumadin di Gedung Sekretariat DPRD Wakatobi.
“Secara pribadi saya dan beliau sudah bermaafan semoga kebiasaan beliau yang tempramen, arogan, dan kasar kepada bawahan bisa berubah,” ucapnya seraya menambahkan bahwa hal tersebut tak akan dibawa ke ranah hukum.
Ia juga berharap peristiwa tersebut tak terulang lagi. Sebab sayang nian, jika posisi Jenderal ASN dinodai oleh orang yang memiliki sifat tempramen dan kasar.
“Saya berharap panglima tertinggi ASN di Wakatobi adalah sosok yang peramah, mendidik tidak tempramen dan kasar,” tukasnya.