Nabung Rp 50 Ribu per Hari Selama 26 Tahun, Tukang Bakso Bakar Naik Haji
KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Setiap umat muslim pasti mendambakan untuk naik haji. Siapa yang tidak ingin menyempurnakan rukun islam yang ke lima. Namun sebagian orang beranggapan bahwa haji itu diperuntukan bagi mereka yang ekonominya mampu atau orang-orang kaya.
Namun itu tidak berlaku bagi pasangan suami istri (Pasutri) asal Kelurahan Lahundape, Kecamatan Kendari, Samsul (47) dan Jumatia (42). Mereka bisa mewujudkan impiannya untuk pergi ke tanah suci di tahun 2019.
Kata Samsul (47), butuh waktu selama 26 tahun, demi bisa mewujudkan impiannya ini. Sebab ia harus mengumpulkan pundi-pundi rupiah sedikit-demi sedikit dari hasil jualan bakso keliling.
Penghasilannya dari berjualan bakso bakar setiap hari Rp 100 hingga 200 ribu. Dari penghasilannya itu, ia menyisihkan uang Rp 50 ribu setiap harinya untuk tabungan haji. Selebihnya digunakan untuk membiayai kehidupan istri dan empat orang anaknya sehari-hari.
Bapak 4 anak ini, jika menjelang sore dirinya sudah mulai bergegas meninggalkan rumah untuk berkeliling menjajakan dagangnnya menggunakan gerobak.
Menyusuri jalan besar, hingga lorong demi lorong untuk berjualan. Begitulah aktivitas yang dilakoninya, tak mengenal lelah meski pacuan langkah kakinya tidak lagi sekuat dulu.
Bahkan untuk menempuh perjalanan jauh karena keterbatasan usia, terkadang ia harus berhenti sejenak untuk beristirahat menghilangkan rasa capek sembari melanjutkan perjalanannya untuk berjualan.
Tak jarang, ia menjajakan dagangan bakso bakarnya sampai ke masjid Al-Alam Kendari.
“Namanya jalan, pasti kita rasakan lelah, istirahat sejenak,” ungkapnya.
Namun, 10 tahun berjalan mendorong gerobak, pria kelahiran Pangkep 1972 beralih jualan bakso menggunakan sepeda motor. Sepeda motor itu dibelinya dari hasil penjualan.
Namun sekarang, ia bisa memetik hasilnya dari buah kerja kerasanya jualan bakso keliling selama 25 tahun. Perjuangannya terbayar sudah, akhirnya impiannya untuk menjadi tamu allah terjawab.
Samsul dan istrinya terdaftar dalam kelopok terbang (23) yang dijadwalkan berangkat tanggal (22/7) meninggalkan Sultra menuju embarkasi Makassar. Selanjutnya pada tanggal 24 mendatang bertolak ke Arab Saudi.
Kini Samsul dan Istrinya telah menjalani serangkaian kegiatan ibadah haji, seperti manasik haji dan pemeriksaan kesehatan. Ia berharap perjalanan religinnya di kota nabi tersebut tidak mendapatkan kendala dan dapat berjalan lancar. Serta balik ke tanah air mendapat gelar haji mabrur.
Kisah Samsul dapat membuktikan bagaimanapun keadaan ekonominya, seorang Muslim tidak boleh pesimistis untuk menunaikan ibadah haji. Ibadah haji itu bukan milik orang-orang kaya. Ibadah haji merupakan milik orang-orang yang ikhlas kepada Allah.