Sosialisasikan Empat Pilar, Wa Ode Nur Zainab Tekankan Saling Menghargai

622

 

Sosialisasi empat pilar yang dilakukan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Foto: Istimewa

KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Anggota Komisi II DPR RI, Wa Ode Nur Zainab baru-baru ini melakukan sosialisasi terkait empat pilar di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Kepada lenterasultra, ia menuturkan pentingnya untuk selalu mengingatkan kepada masyarakat akan empat pilar tersebut.

“Sebenarnya masyarakat sudah tahu tentang empat pilar ini, hanya saja saya kembali mengingatkan untuk memperkuat pemahaman masyarakat,” katanya, Kamis (4/4/2019).

Ia menyebutkan pancasila sebagai pondasi dari negara ini merupakan sumber hukum dan dasar negara bagi Indonesia. Kemudian ia pun mengibaratkan UUD 1945 sebagai tiang bagi berdirinya pondasi. “Jika pancasila diibaratkan sebagai pondasi rumah, maka UUD 1945 itu tiangnya,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya ia juga menekankan pada NKRI yang merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar serta keberagaman yang disatukan dalam Bhineka Tunggal Ika.

Dikatakannya, saat sosialisasi tentang empat pilar ia lebih menekankan pada implementasi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh kecilnya tentang rasa saling menghargai.

Nampak antusias warga mengikuti sosialisasi empat pilar yang dibawakan Anggota Komisi II DPR RI, Wa Ode Nur Zaenab. Foto: Istimewa

“Yang ingin saya soroti disini bagaimana kita bisa menghormati guru. Di Zaman dulu saya sekolah kalau dari jauh kita lihat guru, kita sudah menunduk, tapi kalau sekarang saya heran karena banyak guru yang dibully,” tukasnya.

Ia menyadari jika siswa dilindungi dengan yang namanya HAM, tetapi guru juga mendapatkan hal yang sama. Ia sama sekali tidak respect jika ada siswa yang berlindung dibalik HAM, namun siswa itu sendiri memperlakukan guru seenaknya. Dikatakannya pula dalam proses belajar mana kala guru memberikan sanksi itu merupakan hal yang wajar.

“Namanya disiplin dan sanksi itu wewenang guru, jangan diprotes asal dalam batas kewajaran, jangan sampai melakukan kekerasan,” katanya.

Ditekankannya pula jika pendekatan yang paling bisa diterima itu yakni pendekatan cultural, bisa juga dengan melinatkan RT dan RW mulai dari tingkat paling bawah, dengan begitu pemahaman masyarakat akan empat pilar tersebut akan lebih mudah diaplikasikan karena sedini mungkin dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Zaenab juga mengungkapkan jika saat sosialisasi empat pilar tersebut antusias dari masyarakat sangat bagus.

“Materi yang saya berikan tidak terlalu lama, justru penerimaan masyarakat yang luar biasa jadi berkembang pada diskusi,” pungkasnya.

Laporan: Fiyy

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU