Tidak Miliki Izin, Mahasiswa Tuntut Pabrik Tandon di Baubau
BAUBAU, LENTERASULTRA.COM-Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Milenial menggelar aksi. Dalam aksinya itu, guna melakukan protes eksistensi Pabrik Tandon yang ada di Kelurahan Waborobo Kecamatan Betoambari Kota Baubau.
Dengan melakukan Aksi demonstrasi di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP), para mahasiswa itu menuding industri pembuatan tangki air beroperasi tanpa mengantongi izin instansi Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau.
“Pabrik tersebut tidak memiliki izin usaha, Standar Nasional Indonesia (SNI), tidak memiliki peraturan pemerintah tentang lingkungan hidup dan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW),” ungkap Mursid, Koordinator Lapangan Gerakan Mahasiswa Milenial dalam aksinya.
Berdasarkan investigasi yang dilakukan, pabrik tersebut sudah beroperasi kurang lebih selama satu tahun. Apa bila terus dibiarkan beroperasi tanpa izin, akan sangat berpotensi membahayakan masyarakat sekitar pabrik tandon itu.
“Kami sudah meminta kepada pihak Sat Pol PP, untuk melakukan pembongkaran. Apa lagi, selaku penegak Perda tidak tahu keberadaan pabrik tersebut,” tuturnya.
Ditempat yang berbeda, pemilik Pabrik Tandon Wahyudi saat dikonfirmasi oleh awak media, membenarkan bahwa pabrik miliknya belum mempunyai izin. Akan tetapi, hingga saat ini dia masih berupa untuk mengurus izin tersebut.
“Saya sudah mengurus izinnya sejak sebulan yang lalu dan proses pembuatan izin sementara jalan,” kata Wahyudi.
Tahapan izin yang dilakukan, sudah sampai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Baubau. Dimana sebelum sudah mengurus di DPM-PTSP
“Saya sudah ketemu Kabid di Perindustrian, mereka bilang minggu ini dikeluarkan. Sebab, sebelumnya bertepatan dengan kesibukan Baubau Expo, maka penyelesaian penerbitan izin baru akan dimulai,” jelasnya
Untuk diketahui, pabrik tersebut merupakan home industri atau industri rumahan yang hanya memproduksi tandon dalam jumlah sedikit. Pabrik itu juga beroperasi dengan mempekerjakan warga lokal dan tidak mendapat komplain penduduk setempat. (hengki)