Napak Tilas Kebangkitan Pemuda dalam Pembangunan Revolusi Mental di Sulawesi Tenggara
*SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA
OLEH : Maria Magdalena Blegur
Pemuda dan perempuan pada dasarnya memiliki peran penting dalam perjalanan panjang meraih kemerdekaan dan kemajuan bangsa Indonesia. Keuletan dan kegigihan serta nilai gotong-royong yang tertanam di setiap jiwa pemuda dan perempuan untuk bersatu dalam ikatan perjuangan bersama yang diperankan saat itu telah membawa kita ke pintu gerbang kemerdekaan dan bebas dari penjajahan yang dilalui bangsa Indonesia selama berabad-abad. Sehingga sudah sepantasnya spirit dan etos kerja para pemuda saat itu menjadi teladan yang baik bagi setiap generasi bangsa dalam melanjutkan perjuangan melalui beragam ide-ide atau gagasan yang kontekstual dan realistis dalam memecahkan berbagai masalah yang terjadi di masyarakat.
Titik balik perjuangan pemuda dan perempuan dalam mempererat persatuan dan kesatuan bangsa telah dibuktikan dimasa silam saat gerakan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia. Kehadiran pemuda dan perempuan yang mencetuskan sebuah kongres pemuda tanggal 28 oktober 1928 menjadi awal lahirnya ide dan prakarsa kaum pemuda yang tak terjewantahkan besarnya peran dan pengaruh kaum pemuda dan perempuan bagi sebuah bangsa. Oleh karena itu, sudah sepantasnya pemuda dan perempuan menjadi penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujukan cita-cita bangsa.
Saat ini peran pemuda dalam kehidupan social masyarakat memiliki tantangannya sendiri dalam membantu pemecahan masalah di masyarakat. Di Provinsi Sulawesi Tenggara masalah yang sering dihadapi adalah minimnya peran pemuda dalam berkontribusi terhadap peningkatan sendi-sendi perekonomian. Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya kompetensi dan keahlian pemuda dalam memberikan inovasi terhadap pengembangan proses dan hasil produksi pertanian, perkebunan, peternakan, kelautan dan perdagangan di masyarakat. Selain itu, masalah lainnya adalah masih adanya pemuda dan perempuan yang sibuk dengan aktifitasnya sendiri serta minimnya wadah pemuda dan perempuan yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi yang dimilikinya.
Kondisi tersebut terbukti dengan melihat tingginya angka pengangguran terbuka di kalangan pemuda dan perempuan di Provinsi Sulawesi tenggara. Berdasarkan data BPS tahun 2017 menyebutkan bahwa ada sekitar 39.564 orang masuk ke dalam kelompok pengangguran terbuka. Dari jumlah tersebut ada sebanyak 18.101 orang atau 46 persen dari total jumlah pengangguran terbuka merupakan orang-orang yang berada diusia 15 tahun ke atas atau dapat dikatakan sebagai pemuda dan perempuan dengan tingkat pendidikan SMK, Diploma dan Sarjana. Artinya setengah dari pengangguran di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah seorang pemuda maupun perempuan dengan usia produktif. Selain itu, jika dilihat dari jumlah serapan tenaga kerja maka sektor yang paling dominan adalah di sektor pertanian (39,6 persen), sektor perdagangan/ RM (19,6 persen) dan sektor jasa (18,4 persen).
Oleh karena itu, demi meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan berkelanjutan di daerah sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 pasal 16 tentang kepemudaan yang menyebutkan bahwa pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, control sosial dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan. Lebih lanjut peran nyata pemuda dalam masyarakat adalah penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan kepemimpinan, kewirausahaan, serta kepeloporan oleh pemuda di masyarakat.
Pemuda juga sering disebut sebagai agent of change atau agen perubahan dalam kehidupan social masyarakat sehingga sangat penting bagi pemuda untuk ikut serta berpartisipasi dalam proses demokrasi dalam rangka mewujudkan cita-cita reformasi pendiri bangsa. Pemuda harus energik dan inovatif dalam mengawal pembangunan berkelanjutan di Sulawesi Tenggara. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka peningkatan peran pemuda dalam pembangunan dapat dilakukan melalui; (1)Penguatan kapasitas pemuda dan perempuan melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup, (2) Penyuluhan informasi tentang optimalisasi penggunaan teknologi di bidang perkebunan, pertanian, perikanan dan perdagangan sebagai bekal pemuda dan perempuan dalam melakukan pendampingan di masyarakat, dan (3) Penanaman nilai-nilai integritas, gotong-royong dan semangat kerja dalam rangka ikut terlibat dalam perencanaan dan pengawasan pembangunan ekonomi berkelanjutan di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Penulis :
Direktur Eksekutif Kemajuan Bangsa Institute serta Caleg DPR RI Dapil Sultra Nomor Urut 5 dari PDI Perjuangan