Rajiun ke Muna, Rusman Bahagia karena “Mai Te Wuna” Sukses

LENTERASULTRA.com-Rivalitas antara LM Rusman Emba dan LM Rajiun Tumada di Tanah Wuna kini makin terbuka. Bupati Muna dan Muna Barat itu masing-masing menyimpan spirit ingin membuktikan siapa sebenarnya “matahari” di Muna Raya. Situasi kian dinamis karena Rajiun, sudah secara vulgar menyampaikan ingin menantang Rusman di Pilkada Muna 2020 nanti, dengan risiko meninggalkan jabatannya sebagai Bupati di Mubar, yang harusnya baru akan berakhir 2022 nanti.
Yang bikin seru, karena Rajiun sering mengisi waktu luangnya masuk Muna, menyambangi beberapa warga yang secara ekonomi sedang butuh bantuan lalu mengulurkan tangannya. Meski dibalut bantuan pribadi, tapi aroma politiknya sulit disembunyikan. “Tapi saya bahagia kalau Rajiun sering ke Muna,” kata Rusman Emba, saat dimintai tanggapannya soal manuver Rajiun ke daerah pimpinannya itu.
Untungnya, Rusman sudah biasa dengan urusan semacam itu. Ia sama sekali tidak terganggu bahkan bahagia karena ada pemimpin di daerah tetangga yang justru rajin masuk ke wilayahnya. “Artinya, Mai Te Wuna itu sukses dong. Secara ada orang gelisah sekali kalau tidak ke Muna. Target kita memang mengajak orang sebanyak-banyaknya berkunjung ke Muna, menyaksikan betapa menggeliatnya kemajuan dan eksotisnya Muna,” bijak Rusman.
Mantan Ketua DPRD Sultra itu menganggap, niat Rajiun maju di Pilkada Muna bukan sesuatu yang patut membuatnya gelisah. Yang membuat ayah satu anak itu resah justru jika belum bisa membuat rakyat di daerahnya sejahtera, entas dari miskin, infrastruktur mandek dibangun, dan birokrasi tak melayani.
“Itu yang bikin saya risau (kalau belum bisa bangun Muna). Kalau politik, itu. Pernah jadi anggota DPRD Muna, Ketua DPRD Sultra, anggota DPD RI, dan kini jadi Bupati dengan daerah yang wajib pilihnya tiga kali lipat. Nah, kurang khatam apa saya ini kalau politik. Jadi, kalau yang mau maju di (Pilkada) Muna, silahkan. Biar dia tahu, disini sensansinya beda bung..,” urainya.
Rusman sedikit memberikan pencerahan terkait ajang Pilbup. Katanya, bicara pertarungan memang ranahnya lain. Tapi, kalau sekelas bupati daerah lain, mau bertarung di Muna, merupakan kebahagiaan buat dirinya. Minimal, konsep yang diusung dengan tagline “Mai Te Wuna” sukses.
“Saya berbahagia. Rajiun datang ke Muna, saya bahagia,” katanya. Rusman mengatakan, seorang politisi, punya masing-masing strategi. Jangan membuat preseden buruk, seolah tak mencintai daerahnya sendiri. Seharusnya, buatlah Mubar bergairah. “Saya juga tokoh pemekaran. Tapi, kalau seorang pemimpin tidak memikirkan daerahnya, maka itu sebuah kemunduran,” sindirnya.
Rusman mendeskripsikan antara pemimpin dan politisi. Katanya, berbeda seorang pemimpin dengan politisi yang baru mencari format. Kalau seorang politisi, yang sudah malang melintang,, bukan lagi bicara pencitraan. Tapi, karya nyata. Artinya, apa yang telah diberikan saat menjadi seorang pemimpin. Tentunya, terkait dengan visi dan misi.
“Kalau hanya pencitraan, itu bukan negarawan. Melainkan, seorang yang baru memperkenalkan diri diatas gendang reputasi. Karena sebetulnya, saat jadi bupati, bukan berfikir lagi tentang diri kita. Kita berfikir rakyat yang bisa sejahtera dan makmur. Tapi, kan 2020 masih jauh. Nanti ada momentumnya,” tandas mantan senator DPD RI ini.(ery)