Belajar dari Desa Barangka di Buton, Berkreasi Lewat Tanaman Hidroponik
LENTERASULTRA.com-Letaknya lumayan jauh dari pusat kota. Baik itu diukur dari Kota Baubau, atau dari Pasarwajo, Buton. Tapi desa bernama Barangka itu di Kecamatan Kapuntori, Kabupaten Buton itu ternyata tak kehilangan daya kreasi. Dana desa (DD) yang dikelola desa itu, salah satunya dimanfaatkan dengan cara kreatif.
Berbekal ilmu teknologi pertanian yang dimilikinya, sang kepala desa bernama Suharman ST, sukses merekasaya lahan pertanian yang sempit dengan membangun konsep tanaman hidroponik. “Penduduk di desa ini, rata-rata nelayan. Sedikit yang petani. Makanya kami munculkan kreasi tanaman hidroponik ini,” kata Suharman, Kades Barangka.
Konsep ini rupanya sukses bahkan kini menjadi alternatif penambah penghasilan warga. Desa Barangka bahkan digagas jadi kampus wisata agrobisnis, dengan komoditas utama menghadirkan sayur-sayuran segar dan buah-buahan.
Lewat pola hidroponik, tanaman tumbuh tanpa harus ditanam di tanah. Caranya cukup menggunakan Rockwool. Pembibitannyapun tidak memakan waktu lama, hanya dengan disimpan dalam wadah gelap selama 2×24 jam saja, hingga muncul kecambah.
Kecambah itu kemudian dikenalkan dengan matahari selama satu pekan, hingga muncul tunas, baru dapat dipindahkan di instalasi pipa yang telah dibuat. “Saat uji coba, kita pakai lahan seluas 8×7 meter, pembuatan tanaman hidroponik itu dengan pipa dan air saja, tanpa menggunakan tanah sama sekali,” kata Suharman.
Ia juga menyiapkan sebuha drum kecil yang berisi 120 liter air, dengan menggunakan pompa aquarium, sehingga cara kerja air hanya berputar-putar dalam pipa untuk pendingin tanaman. Untuk perawatannya sendiri, hanya menggunakan vitamin, tanpa menggunakan bahan kimia.
“Soal nutrisi yang diberikan sebanyak 400 mililiter, setelah dua minggu ditamba menjadi 600 mililter. Sedangkan untuk kendala yang dialami samapai saat ini, hanyala belalang kecil dan hujan, yang dapat merobek daun-daun dari tanaman itu,” katanya.
Di lahan tanaman hidroponik ini terdapat sayur-sayuran dan buah-buahan mulai dari sawi tosakan dan sawi pokcai, kangkung, tomat, selada, daun sup, cabe rawit dan kriting, tomat, terong dan melon. Sedangkan sayuran yang akan siap panen ini yaitu sawi sebanyak 560 dan kangkung sebanyk 400.
“Ini merupakan kegiatan perdana, ini dimulai sejak 30 Desember 2017 lalu, sudah mau hampir satu bulan dan sedikit lagi kita akan panen. Sudah ada pihak yang siap menampung hasilnya,” kata sang Kades.
Untuk lahan awal digunakan memang sangatlah kecil, akan tetapi target utamanya, apa bila masyarakat sudah bisa mendidik hingga proses perawatan, maka pihaknya akan biayai dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), dimana anggaran awalnya itu menggunakan dana desa, kita akan mencari lahan besar agar dapat memperkejakan masyarakat.
Untuk pembiayaan itu, mulai dari pemasangan instalasi hingga bibit-bibit kurang lebih Rp 5 juta, ditambah dengan menggundang pelatih dengan melakukan pelatihan selama empat hari. Sehingga total anggaran yang dikeluarkan dengan menggunakan Dana Desa sebesar Rp 15 juta.
“Target besar kami, dengan meyediakan dan mencari lahan sebesar dua hektar, untuk memuat Green House. Sehingga Desa Barangka menjadi tempat wisata tanaman hidroponik,” tuturnya.(hengki)