Kondisi Bunga, Gadis Buteng yang Diperkosa Ayah Tiri Hingga Hamil
LENTERASULTRA.com-Terlalu berat beban batin yang harus ditanggung Bunga-disamarkan-saat ini. Remaja asal Kelurahan Mawasangka, Buton Tengah itu belum berani keluar rumah, apalagi ke sekolah. Aib yang menimpanya sudah ketahuan banyak orang di kampung, tentu saja termasuk di sekolah.
Noda yang sulit terhapus dalam ingatan gadis berusia 16 tahun ini baru saja dicoreng RH. Lelaki berusia 45 tahun yang harusnya bisa jadi ayah tiri yang baik, malah menghadirkan petaka. Suami ibunya itu memerkosanya hingga akhirnya kini ia hamil.
Pasca kasus ini mencuat, kondisi Bunga menurut keluarganya sudah lebih baik daripada saat aib itu ia tanggung sendiri. Hanya saja, untuk sementara ia “mengungsi” di rumah neneknya, di Kelurahan Watolo, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah.
Di rumah itu, ia tidak sekalipun keluar bahkan enggan menemui kerabat dekatnya. Ia hanya berkomunikasi dengan keluarga yang berada di dalam rumah neneknya yang berjarak sekitar 300 meter dari sebuah rumah yang sejak Agustus 2017 lalu, jadi “neraka” baginya, tempat sang ayah tiri merebut kesuciannya.
Kekerasan seksual yang kemudian membuatnya hamil itu sudah sering dilakukan, bahkan dalam pelaporan paman korban bernama Bobi ke kepolisian, Bunga sudah digauli paksa sejak Agustus 2017. Ia kerap dipaksa untuk melayani syahwat lelaki yang sudah menikahi ibunya, ketika rumah tengah kosong.
Kejadian ini terungkap setelah Bunga mengeluh ke ibu dan keluarganya soal perlakuan sang ayah tiri. Itupun terpaksa ia lakukan karena begitu tahu dirinya hamil. Ironisnya bukan malah bertanggung jawab atas kehamilan anaknya itu, ayah tirinya malah menyuruh bunga untuk menyingkir dari kampung, dengan alasan merantau.
“Anak itu diperlakukan tidak senonoh sejak Agustus 2017 lalu, dan itu berulang-ulang. Dia dipaksa “begituan” saat rumah kosong, dan ibunya sedang kerja di sekolah. Begitu tahu anaknya hamil, disuruh pergi tapi anak ini tidak mau. Ternyata ada kejadian begini,” jelas Bobi
Kata Bobi, saat ini keponakannya itu sudah kembali beraktifitas dan berkomunikasi dengan keluarga yang berada di dalam rumah. Namun pihak keluarga masih tetap menjaga kondisi korban, dikhawatirkan akibat banyaknya masyarakat yang ingin melihat kondisinya bisa saja menganggu dan menurunkan mental anak tersebut.
“Trauma itu pasti masih ada, makanya kita pihak keluarga mengontrol orang yang datang menjenguk anak ini, kita takutnya semakin banyak yang datang dan bertanya dikhawatirkan akan mengangu psikologi dan kejiwaannya, bahkan teman sekolahnya kami belum bisa menerima semua,” jelasnya.
Sementara itu, rumah yang menjadi TKP perbuatan asusisa itu, nampak hanya rertutup bahkan tidak terlihat aktifitas yang terjadi di rumah itu. “Sudah beberapa hari tidak ada orang di rumah itu, hanya terkunci begitu saja kita juga tidak tahu itu,” ungkap seorang warga.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Buton Tengah (Buteng), mengecam tindakan RH. Seorang ayah yang harusnya menjadi pelindung keluarga, namun ternyata malah penjahat di dalam sebuah keluarga.
Kepala DP3A Buteng Nurlia Husuni berharap agar RH harus dihukum seberat-beratnya sesuai dengan aturan yang berlaku. Terkait kondisi Bunga, Nurlia mengaku akan menurunkan tim untuk memberikan pendampingan kepada korban. Baik itu berupa pendampingan psikolog, konseling, maupun pendamping lainnya.
Sementara itu, Polres Baubau sudah menetapkan RH sebagai tersangka kasus pencabulan anak di bawah umur. Polres Baubau juga sudah mengejar pelaku hingga kepulau Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
Setelah diperiksa korban dikabarkan hamil dua bulan namun sudah digugurkan. Kondisi korban itu juga nantinya, akan menjadi dasar untuk menjatuhkan hukuman terhadap pelaku.(anto)