Usaha Gula Aren di Kolut Menjanjikan, Tapi Produksinya Terkendala Stok Bahan Baku Dari Petani

325
Mutmainah, pengusaha gula aren Rumah Produksi Zahra di Kolaka Utara. Foto: Rusli

 

 

LASUSUA, LENTERASULTRA.COM – Harga gula aren di Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara cenderung mengalami kenaikan. Hal itu dikarenakan stok produksinya dan bahan dasar yang terbatas dari pengusaha dan petani.

Salah satu pengusaha gula aren Rumah Produksi Zahra di Lingkungan Indewe Timur, Kelurahan Lasusua, Mutmainnah mengatakan setiap bulan hanya mampu memproduksi maksimal dua kali.

Hal itu bergantung ketersediaan aren yang dihasilkan petani di wilayahnya. “Untuk saat ini ada lima petani tetap kami membeli aren. Jika stok habis di pohon harus menunggu sekitar dua bulan kedepan baru menghasilkan lagi,” ujarnya, Rabu (22/2/2023).

Ia membeli aren petani per liter seharga Rp10.000. 10 liter bahan cair itu menghasilkan gula sekitar 9 kilogram. Dalam sebulan, hanya maksimal memprodukai dua kali dalam tiga kemasan berbeda. “Cair, serbuk kemasan 250 gram dan padat. Untuk gula cair sekali produksi hasilkan 25-30 botol ukuran 500 ml,” terangnya.

PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

Gula cair 500 ml tersebut dijual Mutmainnah seharga Rp 40.000. Sementara stok serbuk kemasan sedang kosong dan jenis padat berfariasi mulai Rp17.000-Rp19.000 perbuah. “Sekarang harganya naik dari Rp15.000 ribu minggu lalu,” katanya.

Untuk membuat gula, ia memadukannya dengan air kelapa dengan perbandingan 1:1. Proses pengolahan berlangsung sekitar dua jam dengan masa ketahanan produk hingga enam bulan lamanya.

25 botol gula cair hasil produksi menghabiskan biaya sekitar Rp400.000. Pada dasarnya bisa menghasilkan jumlah yang lebih banyak bergantung angka permintaan dan ketersediaan aren dari petani. “Pengambilan aren terdekat berjarak kurang lebih setengah jam naik motor. Di gunung,” tuturnya

Usaha yang dilakoni Mutmainnah tersebut telah berjalan lebih dari satu tahun. Khusus aren cair botolan baru dikembangkan sebulan terakhir dan hanya dua pengusaha (satu lainnya BUMDes) yang memproduksi jenis tersebut di Kolut.

Pihaknya berupaya terus merangkul para petani aren untuk bekerjasama melakukan jual-beli ketimbang diolah menjadi miras tradisional. “Insyaallah halal dan berkah bagi keluarga,” pungkasnya.

 

Penulis: Rusli
Editor: Ode

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU