Habiskan Anggaran Rp12 Miliar, Pabrik Rumput Laut di Buteng Ditelantarkan

3,251
Beginilah kondisi pabrik rumput laut di Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara. Karena tidak digunakan, sekeliling pabrik sudah ditumbuhi rumput liar. Foto: Ali Tidar

BUTON TENGAH – LENTERASULTRA.COM- Pembangunan pabrik rumput laut di Kabupaten Buton Tengah (Buteng), hanya memboroskan saja anggaran. Betapa tidak, begitu pabrik tersebut kelar, bangunannya tidak langsung digunakan, tetapi ditelantarkan tanpa perawatan.

Industri rumput laut di Buteng, terletak di Desa Wakea-kea, Kecamatan Gu. Pabrik ini dibangun tahun 2016 lalu. Anggarannya sebesar Rp 12 Miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Sejak tuntas dikerjakan dua tahun lalu, kondisi pabrik rumput laut di Buteng, sangat memprihatinkan. Di sekeliling gedung sudah dikerumuni rumput liar. Dua mesin genset yang disimpan disamping bangunan sudah tidak terlihat. Untuk masuk kedalam pabrik sudah leluasa. Karena gembok yang menjadi kunci pintu utama sudah rusak.

Mesin pengolah rumput laut, salah satu fasilitas yang ada di dalam pabrik. Sejak rampung dikerjakan 2016 lalu, mesin ini belum pernah dioperasikan. Foto Ali Tidar
Related Posts
PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

Tidak hanya itu, tembok pabrik dibagian dalam juga sudah retak-retak. Beberapa alat penerang juga terlihat di copot dari tempatnya. “Ini pabrik sudah jadi sarang mahluk halus. Tidak tau apa kendalanya belum dioperasikan, padahal pengerjaanya sudah selesai,” kata Fardin, Kepala Desa Wakea-Kea.

Fardin mengaku, saat pabrik tersebut kelar, dia sempat mempekerjakan keluarganya untuk menjaga pabrik tersebut agar asetnya tidak hilang. Namun keluarganya tidak sanggup karena, pabrik tersebut dihuni mahluk lain.

“Keluarga yang jaga masih paman saya. Dia ini bisa dibilang juga jago lah. Tapi pas disuruh jaga disitu (pabrik), dia tidak mampu juga, makanya dia minta untuk dibaca-bacakan dulu,” cerita kepala Desa saat dikonfirmasi oleh lenterasultra.com di kediamannya di Wakea-kea.

Olehnya itu, Fardin berharap agar aset Pemda ini diperhatikan dengan baik. Sebab untuk pembuatannya memakan anggaran yang cukup banyak. “Kasian kan, kami sudah hibahkan tanahnya, tapi pabriknya terbengkalai seperti ini,” ungkapnya.

Penulis : Ali Tidar

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU