Daerah Muna Tercoreng Gara-Gara Urusan “Birahi” Kades Labunti
Muna,Lenterasultra.Com-Muruah kabupaten Muna sedikit tercoreng, hanya gara-gara urusan “birahi” Salamin kepala desa (Kades) Labunti Kecamatan Lasalepa. Usianya memang sudah memasuki 47 tahun. Tapi, masa puber ketiganya semakin menjadi. Aparat pemerintahan tingkat bawah ini, dilaporkan ke Polres Muna, lantaran perbuatan tidak senonoh yang dilakukan. Salamin, nyaris merudapaksa salah satu mahasiswi perguruan tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, yang sementara melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di daerah itu.
Korban berinisial H mahasiswi KKN didampingi dosen pembimbing, Sekretaris Desa (Sekdes) Sandima serta masyarakat Labunti mendatangi Mapolres Muna sabtu (26/8) malam hari, guna melaporkan tindakan asusila yang dilakukan sang kades. Hal itu, untuk memberikan sanksi hukum pada Salamin. Sebab, perbuatannya, bukan pertama kali itu saja. Melainkan, sudah ketiga kalinya terhadap H sepanjang wanita ini menjalani KKN.
Terbongkarnya niat mesum sang kades, pada 10 Agustus lalu. Seperti biasa mahasiswa KKN sedang melakukan aktifitas kerja bakti diluar posko mereka. Namun, dipagi itu, H masih sementara mandi di balai desa, tempat posko mereka bernaung. Datanglah, sang kades dengan gaya petentangnya. Bukannya, menyapa sang mahasiswa, Salamin malah langsung masuk ke balai desa. Entah apa tujuannya. Mahasiswa bingung. Mereka, kerja saja.
Saat Salamin berada dalam posko, keluarlah H usai mandi dari dalam kamar mandi dengan berbalut kain sarung saja. H kaget. Didepannya, ada sosok kades berotak kotor. Tak ada kata-kata, Salamin dengan girangnya ingin menerkam H. Karena, melihat mimik wajah Salamin sudah “buas”, H langsung melindungi diri, dengan menyilangkan tangannya didadanya. H ketakutan. Tapi, Salamin, nekad. Pria kelahiran 1971 ini, langsung memegang, kedua bahu H. “Tunggu dulu pak desa, saya pake baju dulu,” cerita Rahmad Dianto warga Labunti menirukan ucapan H, saat disekap Kades.
Belum juga tawaran itu diindahkan Salamin, lanjut Rahmad, tangan sang kades masih berada dikedua bahu H. Agar tak terlihat dari luar, Kades menggesernya ke balik tirai. Untung saja, saat itu tak terjadi apa-apa. Lantaran, niat mesum kades tak kesampaian, Salamin hanya menitipkan frasa singkat. “Kata kades sebentar e sambil jalan keluar pintu ini pak desa,” cerita Rahmad lagi.
Atas kejadian ini, mahasiswa KKN enggan menceritakan hal itu. Sebab, dipikiran mereka, ada kekhawatiran, jangan sampai keberadaan mereka di Labunti atas kasus tersebut, bisa bergejolak. Namun, kasus itu, tetap saja sampai ditelinga dosen pembimbing maupun pihak kampus. Untuk mengindari gesekan, H meninggalkan Labunti pada tanggal 21 Agustus, pindah ke posko fokuni Kecamatan Katobu. Sementara, lainnya disebar pula. “Jadi, mereka takut bercerita. Tapi, itumi, dosen mereka tau. Makanya, kita sama-sama laporkan. Karena, ini sudah ketiga kalinya. Nantimi, penyidik yang ungkap,” katanya saat ditemui di Polres Muna.
Hijrahnya para mahasiswa KKN dilabunti, membuat warga disana bertanya-tanya. Padahal, penarikan oleh kampus dilakukan pada 6 September mendatang. Namun, kasus itu, menjadi viral di daerah itu. “Masyarakat marah. Karena, merusak nama baik daerah. Tapi, itu mi juga, pak desa banyak sekali masalahnya. Kasus pelecehan seksul juga. Kalau, kasus ini, istrinya pak desa menelpon, mau atur damai. Tapi, mahasiswa tidak mau,” kata warga lainnya yang ikut mendampingi di Polres.
Sementara, Sekdes Sandima mengaku, pihaknya juga ikut bertanggungjawab atas kejadian ini. Sebab, menyangkut nama baik masyarakat Labunti. Sebagai aparat pemerintahan, dirinya menjamin, sampai pulang ke Kendari, mahasiswa dalam keadaan aman.
“Kami menawarkan, untuk kembali ke posko sampai tanggal enam. Tapi, pihak kampus sudah tak mau lagi. Kami mau bikin apa. Pastinya, kami jamin keamanannya. Untuk itu, biarlah hukum berjalan,” timpalnya sembari mengaku, kalau dirinya tak sejalan dengan Kades.
Untuk diketahui, selama mahasiswa berada di Labunti, sang kades selalu melarang mahasiswa untuk berurusan dengan Sekdes. Dibalik semua itu, ternyata sang kades punya misi lain. (ery)