Empat Anggota DPRD Koltim Tukar Dollar “Serangan” Pilwabup di Jakarta

TIRAWUTA, LENTERASULTRA.COM-Di hadapan jaksa, Ketua DPRD Kolaka Timur periode 2019-2024, Suhaemi Nasir membantah pernah menerima “serangan” lembaran duit dollar jelang pemilihan Wakil Bupati (Pilwabup) Kolaka Timur, agar ia memilih Abdul Azis. Hanya saja, bantahan politisi Nasdem itu harus diuji lagi. Soalnya, ada satu saksi yang terang-terangan mengaku bahwa justru duit milik Suhaemi, justru dirinya yang diutus untuk menukarkan lembaran mata uang Amerika Serikat itu untuk diubah jadi rupiah.
Sang kurir penukar dollar itu namanya Ibu Eri. Ia mantan Pegawai Kantor Penghubung Koltim di Jakarta dan kini sudah pensiun. Senin (21/4) pagi, ia dipanggil jaksa di Kejari Kolaka untuk memberi keterangan terkait yang ia tahu tentang dugaan adanya aliaran duit jelang Pilwabup Koltim, dimana nama Abdul Azis, Bupati Koltim saat ini ikut terseret, karena duga sebagai sumber utama aliran duit. Kasus dugaan suap di hajatan demokrasi itu kini memang tengah diselidiki jaksa.
“Iya, di depan jaksa tadi saya cerita termasuk soal Pa Ketua (Suhaemi Nasir) yang minta tolong agar saya tukarkan uang dollarnya. Bukan hanya Pa Suheami, juga ada tiga anggota DPRD lainnya semua titip sama saya,” aku Ibu Eri, sesaat setelah keluar dari ruang pemeriksaan, menjawab rentetan pertanyaan dari ruang jaksa Rio Adi Pamungkas. Selama tiga jam, sejak pukul 10.00 Wita hingga pukul 13.00 Wita, ia disodori aneka pertanyaan.
Perempuan 62 tahun ini bercerita, suatu hari di bulan Agustus 2022, ia dihubungi beberapa anggota DPRD Koltim. Seingatnya ada empat orang. Pertama, Suhaemi Nasir lalu ada Yunianti dan Eka Widyawati, termasuk Rosdiana. Tiga nama diawal, sudah dua kali diperiksa jaksa, mereka menolak mengakui adanya saweran duit jelang Pilwabup itu. Tapi Ibu Eri malah menjelaskan justru tiga orang itu malah yang menemaninya ke kantor jasa penukaran duit di Jakarta.
“Kan begini ceritanya. Setelah Pilwabup itu kan sudah ada yang menang. Nah anggota DPRD Koltim ini mereka banyak yang ke Jakarta lalu menginap di Hotel Borobudur. Disana, saya ditelepon soal ini,” kata perempuan yang kini sudah masuk usia pensiun itu. Ia ternyata dimintai tolong untuk menukarkan dollar yang diterima anggota DPRD agar ditukar.
Sebagai pegawai penghubung, tentu ada kewajibannya membantu. Tanpa bertanya, itu duit darimana, ia pun segera ke kantor penukaran mata uang asing , CV Latunrung yang kebetulan letaknya tak jauh dari kantor kementrian dalam negeri di Jakarta. “Tiga orang saya temani ke Latunrung. Ibu Suhaemi, ibu Yunianti dan ibu Eka Widyawati ke kantor Latutunrung,” jelasnya.
Perempuan yang tetap terlihat anggun meski sudagh berusia 62 tahun ini mengatakan, dirinya, karena memiliki identitas kependudukan sebagai warga Jakarta, dirinyalah yang jadi penukar dollar itu. Meski demikian, setelah cair, tiga nama anggota DPRD Koltim itulah yang langsung menerima. Rata-rata tiap orang jumlahnya memang Rp90 jutaan.
Selain Ibu Eri, jaksa juga memeriksa saksi lainnya bernama Febin. Ia adalah anak dari Rosdiana, anggota DPRD Koltim periode 2019-2024, yang dalam pemeriksaan sebelumnya mengaku menerima dollar yang diduganya adalah suap Pilwabup. Febin di depan jaksa, mengaku adanya pemberian 1 unit handphone yang di Terima ibunya usai pemilihan. “Pas habis pemilihan saya yang pakai itu HP, tapi sudah saya jual juga,” ujar Febin singkat. (rik)