Jaga Harga Stabil, Pemkab Bombana Lakukan 12 Kebijakan

36
Penjabat Bupati Bombana, Edy Suharmanto berada di lantai 8 Irjen Kemendagri. Edy Suharmanto berjalan menuju salah satu ruangan untuk memaparkan kinerja kepemimlinannya di triwulan keempat. Foto : Diskominfos

 

BOMBANA, LENTERASULTRA.COM-Sudah setahun Edy Suharmanto jadi Pj Bupati Bombana. Kemampuannya mengelola pemerintahan dan mengurusi masalah sosial masyarakat layak diapresiasi dan dipertahankan. Salah satu nilai yang dipersembahkannya untuk daerah itu adalah kemampuannya menjaga inflasi stabil termasuk harga-harga barang komoditi pokok tetap terjangkau masyarakat.

Saat menyampaian laporan kinerja triwulan keempatnya sebagai Pj Bupati Bombana di Kementerian Dalam Negeri, 13 November lalu, Edy Suharmanto menyampaikan fakta-fakta mengenai kinerjanya selama menjabat. Salah satunya soal inflasi dan harga. Edy menyampaikan, sebelum ia menjabat, inflasi di Bombana berada di angka minus 1,71 sampai 0,29 persen. “Berdasarkan data BPS, sampai kami melaksanakan tugas, inflasi cenderung stabil. Hingga pekan terakhir Oktober 2024 misalnya, berada pada angka minus 0,09 persen,” lapor Edy Suharmanto.

Dalam paparannya, pengganti Burhanuddin ini menjelaskan bahwa perkiraan ketersediaan pangan di Bombana, khususnya 12 komoditi strategis dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sampai Desember 2024 nanti. Diakuinya, bahwa saat ini, kondisi iklim tidak menentu menyebabkan distribusi barang antar daerah juga terganggu. Edy menegaskan bahwa pemerintaannya fokus menjaga pasokan empat komiditi utama yakni minyak goreng, beras, telur dan cabe.

Belasan kepala dinas dan badan turut memdampingi Pj Bupati Bombana Edy Suharmanto melaporkan kinerjanya di triwulan keempat di Kemendagri. Tampak sejumlah kepala OPD berfoto di depan gedung Inspektorat Jenderal Kemendagri usai mengikuti TW 4 Pj Bupati. Foto : Diskominfos

 

“Proyeksi kami, harga-harga komoditas pokok untuk tiga bulan kedepan, cenderung stabil bahkan beberapa komoditi mengalami penurunan harga,” tukasnya. Hal itu bisa saja terjadi, baik soal kestabilan dan turunnya harga karena pihaknya sudah mengambil banyak kebijakan penting agar tetap menjaga daya beli masyarakat dengan memastikan pasokan barang terjaga.

Pengumuman Kabupaten Bombana

Edy lantas menyebut belasan kebijakan yang sudah dilakukannya seperti menggelar inspeksi mendadak (Sidak) secara periodik di pasar tradisional maupun pasar modern bersama Forkopimda. Tidak hanya itu, pihaknya setidaknya sudah menggelar pasar murah sebanyak delapan (8) kali termasuk pasar murah keliling di 18 kecamatan selama setahun terakhir.

“Kami juga pernah menggelar yang namanya Lapak Tani, saat Ramadan dan jelang Idul Adha. Program ini memberi ruang yang lebih terbuka interaksi ekonomi dengan para petani yang memproduksi beras langsung kepada masyarakat. Jadi harganya bisa lebih murah dan terjangkau,” ungkap Pj Bupati. Ditambahkannya, selain lapak tani ada pula program gerakan menanam dengan pemberian bantuan cabai dan sayuran kepada para kelompok tani.

Dalam paparannya yang dilaksanakan di aula Lt 8 Inspektorat Jenderal atau Irjen Kementerian dalam Negeri (Kemendagri), Edy Suharmanto juga menyampaikan kebijakan terkait kerja sama antar daerah dengan dua kabupaten di Sulawesi Selatan yakni Bantaeng dan Sidrap termasuk menjajaki potensi kerjasama dengan dua daerah lain di Sultra yakni Konawe Selatan dan Muna Barat terkait komiditi jagung dan pakan ternak termasuk penyediaan beras.

“Sedangkan untuk pemantauan harga pasar kami laksanakan setiah hari melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi,” terang suami Aeni Mutmainnah ini, masih dalam laporan tri wulannya tersebut. Kebijakan lainnya, kata dia, adalah bantuan transportasi berupa angkutan gratis yang bertujuan mengoptimalkan angkutan umum dalam ibukota.

Pj Bupati Bombana Edy Suharmanto (tengah) bersama ajudan dan protokolernya berpose bersama di depan pintu masuk gedung Inspektorat Jenderal Kemendagri. Foto : Diskominfos

 

Pemkab Bombana, tambah Edy, juga telah memberikan bantuan subsidi suku bunga kredit usaha makro dengan jumlah nasabah yang telah mendapatkan pencairan KUR sebanyak 25 orang, dengan total plafon sebesar Rp 1,15 Miliar. “Kita juga melakukan distribusi beras bantuan pangan pemerinah dengan cepat dimana setiap bulannya mencapai 517.920 keluarga penerima manfaat (KPM). Hal-hal inilah yang membuat inflasi tetap stabil dan harga bisa terjangkau,” beber Edy Suharmanto.(adv)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU