Perusda Bombana Mati Suri, Fasilitas Direktur Ditarik
BOMBANA, LENTERASULTRA.COM-Perusahaan Daerah (Perusda) Wonua Bombana kini mati suri. Sang Direktur, Erfan Hutama yang dilantik Februari 2023 mendadak hilang tanpa jejak, meninggalkan tugas dan tanggungjawabnya sejak Mei 2023, atau sekira tiga bulan usai diambil sumpah. Dicari tak ketemu, di WA tak dibalas, diundang lewat surat ke Pemda juga tak ada respon. Pria yang terakhir kali beralamat di Kelurahan Buakana Kecamatan Rapocinni, Kota Makassar, Sulawesi Selatan itu benar-benar tak diketahui rimbanya.
Gara-gara itu, pemerintah mengambil ketegasan dengan menarik semua fasilitas yang diberikan kepada sang direktur termasuk untuk Perusda yang sempat diberikan untuk bekerja. Ada honor, biaya perjalanan, kendaraan dinas, komputer jinjing hingga printer. “Saat pertama bertugas, Perusda kami fasilitasi semua,” buka Sumarni, Kepala Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Pemda Bombana.
Untuk kantor misalnya, Pemda Bombana melalui bagian ekonomi, meminjamkan bekas kantor Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik atau Diskominfos di Jalan Poros Kantor bupati menuju Kasipute sebagai kantor Perusda Wonua Bombana. Tidak hanya itu, untuk menunjang kegiatan, pemerintah juga menyiapkan kendaraan dinas dan laptop bagi sang direksi. Semuanya dibuatkan berita acara peminjaman aset.
“Kalau mobil dinasnya jenis MPV, merek Avanza. Mobil ini bekas kendaraan dinas camat,” kata Sumarni didampingi pejabat fungsionalnya, Siti Herlisa, saat ditemui di ruangannya beberapa waktu lalu. Mantan Kepala Bagian Kesejateraan Rakyat (Kesra) Setda Bombana ini mengaku, kedua aset itu sudah ditarik begitu Direktur Perusda Wonua Bombana tidak aktif lagi selama berbulan-bulana. Sementara kantornya di bekas Diskominfos, Sumarni mengatakan, pasca ditinggalkan sang Direksi, kantor di bilangan Lameroro itu, sudah dipinjam pakaikan kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Bombana.
Lantas bagaimana dengan anggaran Perusda Wonua Bombana? Baik Sumarni maupun Siti Herlisa mengatakan, anggaran operasional Perusda Wonua Bombana selama ini, masih melekat di Bagian Ekonomi. Selama kurang lebih tiga bulan berjalan, Direktur Perusda tercatat beberapa kali melaksanakan perjalanan dinas dan semua laporan keuangannya sudah pertanggungjawabandi bagian ekonomi. Sumarni mengaku, sejak direksinya dilantik awal Februari lalu, Perusda Wonua Bombana belum bisa diberikan penyertaan modal. Anggaran yang diberikan selama ini, hanya berupa biaya operasional.
Perempuan berhijab ini berharap saat nanti Perusda Wonua Bombana diaktifkan lagi, Bagian Ekonomi selaku pembina Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) meminta kepada Direksi baru untuk berperan aktif lagi membesarkan Perusda Wonua Bombana. Salah satunya adalah memperjuangkan perubahan status dari Perusda menjadi Perumda (Perusahaan Umum Daerah). “Kalau sudah berubah status dari Perusda ke Perumda, baru bisa diberikan penyertaan modal. Tapi sayang, statusnya belum berubah, Direksinya sudah tidak ada kontak dengan kami,” kata Sumarni.
Seperti diberitakan sebelumnya, Perusda Bombana kini kehilangan induk. Setelah sempat mati suri selama delapan tahun hingga, lalu muncul seseorang bernama Erfan Hutama yang diangkat sebagai Direktur Perusda yang baru, Februari 2023 lalu, kini perusahaan plat merah itu kembali ke setelan pabrik, alias tanpa daya. Direktur baru itu mendadak tak diketahui dimana rimbanya. Ia “menghilang”.
“Sampai sekarang tidak ada komunikasi dengan Direktur Perusda Wonua Bombana. Tidak tahu dimana sekarang,” kata Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Sekretariat Daerah Bombana, Sumarni, Rabu sore, 8 Mei 2024. Mantan Kabag Kesejahteraan Rakyat (Kesra) ini mengaku, pihaknya sudah berusaha menjalin komunikasi dengan sang direktur, namun usahanya itu sia-sia karena tidak pernah mendapat respon dari Erfan Hutama. (adhi)