5 Kursi Dapil Kabaena, Siapa yang Punya? (Bagian Pertama)
Dua pekan lalu, saya sempat pulang kampung di Pulau Kabaena. Ada hajatan keluarga yang harus dihadiri, sekaligus nyekar ke makam orang tua. Harusnya saya menikmati saja perjalanan itu dengan menatap gelombang sembari menyesap kopi. Nyatanya saya sulit menghindar saat diajak beberapa orang di kapal, untuk meriung di geladak lalu ngobrol perkara politik. Tiga jam pelayaran, topiknya sama. Siapa yang berpeluang lolos jadi anggota DPRD Bombana dari Dapil Kabaena, di Pemilu 2024.
Catatan :Abdi Mahatma*
Tak sampai 45 hari lagi, hajatan demokrasi lima tahunan bernama Pemilu itu bakal digelar. Selain soal siapa yang harus dipilih jadi presiden, di kampung, bahasan paling serius adalah siapa yang layak jadi anggota DPRD Bombana dari daerah pemilihan (Dapil) Kabaena yang menyediakan lima kursi. Apakah para petahana bisa kembali terpilih ataukah muncul nama dan wajah baru yang diutus masyarakat Pulau Kabaena?
Pemilu 2024 diikuti 18 partai politik. Tapi, khusus di Kabupaten Bombana, hanya 17 partai politik-minus Partai Ummat-yang punya kandidat anggota DPRD Bombana. Mereka tersebar di lima daerah pemilihan, berebut 25 kursi. Di Pulau Kabaena, tak semua partai punya Caleg. Ada yang meski dijatah bisa mengajukan lima nama, tapi tak semua bisa memenuhi target itu.
Di Dapil Kabaena, selain Partai Ummat, ada juga partai Garuda, Gelora, PSI dan Perindo yang tak punya Caleg. Sementara PKN hanya bisa mengajukan 1 nama. Sedangkan Hanura dan Demokrat punya 3 dan 4 Caleg. Sementara 10 partai lainnya mulai dari PKB, Gerindra, PDIP, Golkar, Nasdem, Buruh, PKS, PAN, PBB sampai PPP semuanya punya 5 kandidat legislator.
Total ada 53 politisi yang kini wara-wiri di publik Pulau Kabaena yang sedang salik sikut memperebutan 5 kursi yang tersedia. Mereka berebut simpati, menawarkan janji, membagi atribut kampanye, bertemu rakyat agar mereka bisa dipilih di Pemilu 2024. Total ada 22.837 ribu potensi suara yang diperebutkan yang tersebar di 6 kecamatan dan 33 desa/kelurahan.
Berdasarkan hasil Pemilu 2019, ada lima partai yang berstatus sebagai petahana dan sedang duduk di DPRD Bombana yakni PKB dengan Iskandar sebagai Alegnya. Lalu Golkar, mendudukan Abdul Wahid—menggantikan Ahmad Mujahid yang meninggal dunia-kemudian Nasdem ada Ashari. Sementara PAN diwakili Musrif dan terakhir, PPP dengan Amiadin sebagai legislator terpiihnya.
Dari lima nama itu, Amiadin memilih tidak lagi ikut bertarung, sedangkan empat nama lainnya masih tercatat sebagai Caleg di Pemilu 2024 juga dari partai yang sama. Bedanya adalah komposisi tandem mereka di internal partai yang sudah berubah. Mampukah mereka mempertahakan kursinya, baik di internal maupun melawan partai lainnya?
PKB misalnya. Partai dengan nomor urut 1 ini tentu masih mengandalkan Iskandar sebagai peraih kursi. Selain statusnya sebagai petahana juga karena ia adalah Ketua PKB Bombana. Di Pemilu 2019 lalu, PKB sukses meraup 1994 suara, berkas sumbangsih lima calegnya. Iskandar sendiri bisa meraih 1.086 suara. Saingan terdekatnya kala itu adalah Zainal Abidin dengan 613 suara. Nama ini tak lagi maju di Pemilu 2024. Empat Caleg partai ini adalah pendatang baru.
Di Pemilu 2024, potensi PKB mempertahankan kursi cukup terbuka. Selain Iskandar-tanpa bermaksud menegasikan kemampuan dua caleg perempuannya-ada dua nama yang bisa jadi penantang serius. Ada H Arsyad dan Sahrul. H Arsyad adalah seorang purna ASN yang lama mendarmabaktikan diri sebagai pendidik juga menduduki jabatan birokrasi penting di Bombana. Ia juga terkenal sebagai pemuka agama dan dekat dengan rakyat. Sedangkan Sahrul, anak muda berlatar aktivis. Ia juga aktif sebagai pendamping desa. Investasi sosialnya di masyarakat Kabaena cukup banyak.
Partai bernomor urut 2, Gerindra juga tak bisa disepelekan. Pemilu 2019 silam, ia nyaris memutus tradisi Partai Golkar memperoleh kursi. Partai ini terpaut 22 suara dari Golkar sebagai pemilik kursi kelima. Gerindra mengumpulkan 1708 suara, sedangkan Golkar 1730. Hanya saja, Untuk Pemilu 2024, Gerindra tampil dengan formasi baru. Nama di 2019 tak ada lagi.
Untuk Pemilu 2024, ada tiga nama beken dari Gerindra yang berpotensi menjadi pengumpul suara dominan di partai ini. Ada Awaluddin, Ahmad Sutejo Eriadi dan politisi berpengalaman Haris Amrin Dullah. Sosok yang disebut pertama adalah seorang dengan latar belakang sebagai aktivis mahasiswa, pernah jadi kepala desa di kampungnya. Ia punya kemampuan persuasi yang baik.
Sedangkan Ahmad Sutejo, adalah seorang debutan di kancah politik lokal. Usianya masih muda dan belum pernah terdengar berkiprah di kancah politik lokal. Tapi potensi elektoralnya tak bisa disepelekan karena ada nama besar Amiadin, orang tuanya yang mendukung penuh. Nyaris tak ada warga Pulau Kabaena yang tak mengenal ayah pria muda ini.
Di Pemilu 2019 lalu, Amiadin lolos ke parlemen dengan mengantongi 1371 suara atau yang terbanyak se pulau Kabaena untuk ukuran personal. Sedangkan Haris Amrin Dullah juga tak bisa dianggap remeh. Ia berpengalaman karena sudah berkali-kali ikut Pemilu sejak 2009, 2014 dan 2019. Ia berganti-ganti partai mulai dari Golkar, Berkarya dan kini di Gerindra.
Sedangkan PDIP, partai nomor urut 3, tak begitu dominan jadi perbincangan publik. Nama-nama kandidatnya pun tak familiar di telinga, kecuali seorang Ambo Rappe. Pria ini pernah jadi anggota DPRD Bombana tahun 2009 dari Kabaena mewakili Partai Bintang Reformasi (PBR), lalu di 2014 duduk lagi tapi dari Dapil Rumbia raya, mewakili PAN. Di 2019, ia gagal terpilih dan 2024 mencalonkan diri dari PDIP.
Peluangnya tentu saja tak tertutup, meski harus bekerja keras. Ambo Rappe bisa jadi representasi masyarakat di kecamatan Kabaena Barat yang populasi pemilihnya sangat padat. Tapi ia mesti berebut pengaruh dengan nama lain di wilayah ini. Sedangkan empat rekannya di internal, nyaris tak terdengar gerakannya. Seperti perahu yang perlahan mesinnya tak berfungsi.
Golkar bagaimana? Beringin rimbun menjadi salah satu partai yang berpotensi besar mempertahankan kursinya kembali. Lima kandidat caleg dari partai bernomor 4 ini yakni Hendra Jaya, Irfan Darman, Siti Nurdianti, Siti Nur Eva dan Abdul Wahid terdengar bekerja mencari simpati warga. Tak ada yang menonjol tapi juga tak ada yang berdiam diri. Peluang kelimanya sama besar.
Unggulan tentu saja harus diberikan kepada Abdul Wahid karena statusnya sebagai petahana. Suaranya di Pemilu 2019 lalu memang hanya 169, tapi bukan berarti ia bisa disepelekan. Ia pasti berjuang keras mempertahankan posisinya. Lalu ada nama Hendra Jaya. Politisi muda Golkar ini dikenal sebagai pengusaha, pernah mengajukan diri jadi kandidat kepala desa. Gerilya kini massif ia kerjakan.
Irfan Darman juga tak kalah sengit. Sayangnya, ia jarang tampil di publik tapi mengandalkan popularitas ayahnya yang seorang pedagang kelontong terkenal. Sang ayahlah yang kini keluar masuk kampung, berdagang, membangun komitmen dengan pedagang lainnya sekaligus mempromosikan sang anak. Dua caleg perempuannya pun tak berdiam diri. Logistik pemilunya pun dikabarkan tak kaleng-kaleng.
Sementara itu, pemenang Pemilu 2019 di Dapil Kabaena, yakni Partai Nasdem kini harus bekerja lebih keras. Tak hanya sekadar mempertahankan posisi teratas peraih suara, juga agar kursi yang mereka peroleh dan kini diduduki Ashari Usman tak lepas. Sebagai referensi, lima tahun lalu, partai bernomor urut 5 ini menjadi pengumpul suara terbanyak di Kabaena yakni 2297 suara.
Jumlah ini diperoleh dari empat dari lima orang Calegnya yang bekerja penuh. Ashari Usman menyumbang 1.062 suara, Weni Saputri dengan 640 suara, lalu ada Muh Albar dengan 269 suara plus nama Rinawati dengan 221 suara. Sedangkan caleg bernama Amlin hanya 15 suara plus coblosan partai 90 suara. Nah, di Pemilu 2024 nanti, tinggal Ashari Usman yang bertahan di Nasdem. Sisanya, pindah partai atau tak lagi menjadi Caleg.
Mampukah Ashari mempertahankan kursinya? Dari komposisi Caleg Nasdem tahun ini, empat nama yang menjadi tandem Ashari bukanlah sosok yang familiar bagi masyarakat Pulau Kabaena. Lima tahun lalu, ada kekuatan kekuasaan yang dikabarkan ikut berkontribusi bagi pemenangan Nasdem yang kini tak lagi bisa dinikmati. Ashari mungkin masih bisa mengumpulkan suara seperti di 2019, tapi apakah kolega separtainya bisa sama dengan yang lalu? Menarik ditunggu.(Bersambung-2)
* Warga Pulau Kabaena
* Anggota KPU Bombana Periode 2018-2023
*