Sempat Tertunda Akibat Pandemi, Kemendes PDTT Fokuskan Pengembangan Transpolitan Mutiara Tahun 2023
RAHA, LENTERASULTRA.COM – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi akan fokus pada pengembangan kawasan transmigrasi Mutiara, Kab. Muna pada 2023 mendatang, setelah sempat tertunda akibat pandemi Covid – 19. Masterplan trans science teknopar Mutiara tersebut sudah diserahkan kepada Pemkab Muna.
Dokumen masterplan pengembangan kawasan Mutiara tersebut diserahkan pelaksana tugas Dirjen Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Rajumber Prihatin kepada Bupati Muna, LM. Rusman Emba. Dalam kegiatan penyerahan tersebut juga dilakukan dialog mengenai potensi kawasan Mutiara dan pola pengembangan yang cocok untuk diterapkan.
Direktur Perencanaan Perwujudan Kawasan Transmigrasi, Kemendes PDTT, Bambang Widyatmiko mengatakan dokumen masterplan itu disusun sebagai acuan dalam pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi Mutiara. Adapun kawasan Mutiara yang dimaksud meliputi wilayah Muna Timur Raya yang mencakup lima kecamatan yakni Maligano, Batukara, Wakorumba Selatan, Pasikolaga dan Pasir Putih.
Kawasan itu telah ditetapkan sebagai pilot project pelaksanaan transmigrasi modern nasional. Transmigrasi modern itu dikenal dengan istilah Transpolitan 4.0.
“Tadi penyerahannya di Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Kementerian Desa PDTT di Kalibata, Jakarta Selatan,” ujarnya kepada Lenterasultra.com melalui pesan Whatsap, Jumat, 27 Mei 2022.
Bambang menambahkan, masterplan Mutiara disusun melalui kerjasama Direktorat PPKT, Kemendes PDTT dengan Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Penyusunan masterplan itu dimulai sejak 2019 dan sempat tertunda karena pandemi Covid-19.
“Pengembangannya akan difokuskan pada 2023 setelah dua tahun sempat terhalang pandemi. Tidak harus membangun fisiknya, tetapi sistemnya yang dikembangkan lebih dulu. Mulai dari kesiapan masyarakatnya, sistem bisnis hulu-hilir, pengembangan komoditas utama, kerjasama pentahelix dan hal lain juga. Termasuk kerjasama riset dengan perguruan tinggi dan lembaga riset milik pemerintah ataupun swasta,” terangnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Muna, Fajaruddin Wunanto mengatakan, pengembangan kawasan Mutiara sebenarnya sudah dimulai sejak 2017 lalu. Itu dikuatkan melalui surat keputusan menteri Desa dan PDTT nomor 104 tahun 2017 yang menetapkan Mutiara sebagai kawasan transmigrasi nasional. Hanya saja, pembangunan kawasannya sempat tertunda akibat pandemi dua tahun terakhir.
“Penyerahan masterplan itu menandai kalau tahun depan Mutiara akan difokuskan lagi. Seluruh rencana Kementerian, termasuk Islamic Center akan dilanjutkan lagi. Ini instruksi Menteri (Desa-PDTT) langsung,” jelasnya.
Fajar mengungkapkan, kawasan Mutiara akan dibangun dengan kerjasama lintas Kementerian. Tidak saja pembangunan transmigrasinya, pemerintah sebisa mungkin akan mengembangkan seluruh potensi wilayah baik pertanian, perikanan, pariwisata maupun infrastruktur. “Jadi akan dikeroyok beberapa Kementerian. Kami di Pemda menyiapkan lahan saja. Bahkan tadi Pak Bupati juga menawarkan agar kawasan Kampung Lama juga dijadikan lokasi transmigrasi,” terangnya.
(Ode)