Rencana Kampus Muhammadiyah di Muna, Statusnya Institut, Buka Tiga Prodi
RAHA, LENTERASULTRA.COM – Perserikatan Muhammadiyah menjelaskan rencana mendirikan kampus di Kabupaten Muna yang akan direalisasikan dalam waktu dekat. Kehadiran kampus itu menjadi wujud pengabdian Muhammadiyah untuk pengembangan pendidikan di Sulawesi Tenggara, khususnya di Kab. Muna.
Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Tenggara, Dr. Muhammad Alifuddin, M.Ag menjelaskan sudah menjajaki kerjasama sejak jauh hari bersama Pemerintah Kabupaten Muna. Rencana tersebut disambut baik Bupati Muna LM. Rusman Emba.
“Alhamdulillah MoU baru saja diteken. Ini kelanjutan proses yang sudah lama dimulai. Kami bersyukur Pemda Muna sangat mendukung rencana ini,” jelasnya kepada Lenterasultra.com, Kamis, 19 Mei 2022.
Muhammad Alifuddin menguraikan, Kampus Muhammadiyah yang akan dibangun di Muna tersebut direncanakan bernama Institut Teknologi Manajemen dan Bisnis Muhammadiyah Muna. Muhammadiyah memilih Institut untuk menyesuaikan regulasi yang belum membolehkan pendirian Universitas.
“Sebenarnya kami rencanakan Universitas, karena capeknya sama saja dengan mengurus Institut. Hanya memang untuk Universitas masih terganjal regulasi karena ada moratorium dari LLDIKTI di Makassar. Tapi rencananya Institut di Muna lebih besar dari Muna Barat karena ada dukungan penuh dari Pemda Muna,” paparnya.
Institut tersebut akan membuka tiga program studi yakni Teknik Arsitek, Bisnis Digital dan Manajemen Retail. Ketiga prodi itu tidak ada di STIP Wuna, STAIS Raha maupun Institut Muhammadiyah Muna Barat. Muhammadiyah memilih prodi yang sesuai potensi lokal dan daya serap lapangan kerja.
“Sekarang kan ada beberapa prodi juga yang masih moratorium seperti Hukum. Makanya kami menyesuaikan,” jelasnya.
Muhammad Alifuddin mengatakan, penerimaan mahasiswa baru ITMBM Muna akan dimulai pada sementer ganjil tahun 2023 mendatang. Gedung perkuliahan untuk sementara waktu akan memanfaatkan sarana prasarana milik Muhammadiyah di Muna. Pendirian gedung kampus yang direncanakan di lahan bekas RSUD Muna akan dilakukan secara perlahan.
“Untuk sementara perkuliahan bisa pakai SMA Muhammadiyah di Raha dulu. Gedung Kampus tetap akan dibangun seiring waktu,” katanya.
Ia menyebutkan, Muhammadiyah merupakan perserikatan yang tidak mencari profit, melainkan secara prinsip berkomitmen mengabdi dalam peningkatan pendidikan dan pembangunan nasional secara umum. Dalam hal pendirian Institut di Muna, Muhammadiyah menilai akan memberi keuntungan kualitatif untuk daerah.
Menurutnya, rencana Pemkab untuk menghibahkan lahan dianggap sebagai kontribusi besar. Muhammadiyah kata dia, bekerjasama tanpa banyak embel-embel persyaratan. Pun, setiap kampus yang dibangun bukan menjadi milik Muhammadiyah sendiri, melainkan didedikasikan untuk masyarakat umum dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
“Jadi tidak ada istilah Pemda Muna dapat berapa bagi hasil dan Muhammadiyah dapat berapa. Keuntungan daerah itu dari perputaran ekonomi, baik pembangunan fisik kampus maupun lainnya. Bagi Muhammadiyah, ini hanya bentuk pengabdian dalam dunia pendidikan,” terangnya.
Ia menambahkan, kampus Muhammdiyah di Muna akan menjadi yang kedelapan di Sultra. Sejauh ini, ada tujuh perguruan tinggi Muhammadiyah yang tersebar di Kendari, Baubau, Wakatobi dan daerah lain. Muhammadiyah menargetkan akan membuka 10 perguruan tinggi dan tiga diantaranya menjadi prioritas dinaikkan statusnya sebagai Universitas. “Kampus Muhammadiyah di Muna yang menjadi salah satu dari tiga prioritas itu,” ujarnya.
Bupati Muna LM. Rusman Emba sendiri menyebut kerjasama dengan Muhammadiyah akan sangat bermanfaat bagi masyarakat Muna. Terutama bagi siswa yang akan melanjutkan studi perguruan tinggi. Sebagai bentuk keseriusannya, Bupati menyiapkan lahan bekas RSUD Muna dan lahan di kawasan Motewe untuk calon lokasi kampus Muhammadiyah. Penyerahan aset tanah itu akan dilakukan dalam bentuk hibah yang akan dibicarakan lebih teknis.
(Ode)