Pemuda di Muna Raup Cuan Rp3 Juta Sebulan dari Bisnis Kelor

721
Anshar, Pemuda di Kabupaten Muna yang mendapat cuan Rp 3 juta perbulan dari bisnis kelor. Foto : Ode

 

RAHA, LENTERASULTRA.COM – Di tangan Anshar, pemuda asal Kabupaten Muna, tanaman kelor atau moringa oleifera berhasil menjadi komoditi bisnis yang meraup cuan (uang, red). Pemilik Usaha Dagang Wuna Barakati itu sukses mengolah kelor menjadi produk yang diminati hingga ke tanah Jawa.

Anshar, magister perikanan jebolan Universitas Halu Oleo Kendari ialah pelaku bisnis dengan bahan baku kelor. Dia juga yang mengenalkan kelor dari mulanya hanya dimanfaatkan sebagai sayur, menjadi produk minuman berkhasiat untuk kesehatan : Teh Kelor Te Wuna.

“Sekarang omset per bulan rata – rata Rp3 juta,” katanya melalui sambungan seluler kepada reporter Lenterasultra.com, Sabtu, 26 Februari 2022.

Anshar awalnya hanya terpikir berbisnis dengan mengandalkan komoditi khas daerahnya. Tapi, jambu mete, yang menjadi salah satu opsinya waktu itu dinilai sulit bersaing karena sudah banyak digarap oleh pelaku usaha lain. Dirinya lalu beralih ke kelor, tanaman yang identik dengan suku Muna. Lagipula, saat itu bertepatan dengan merebaknya pandemi Covid – 19.

“Awal 2020 dulu kan banyak orang cari penambah imun. Salah satunya itu kelor. Munculah ide bisnis kelor tapi diolah menjadi minuman teh. Kebetulan, kami uji laboratorium di Bogor kadar proteinnya tinggi, sampai 30,2 persen,” sambungnya.

Anshar, mengolah kelor menjadi tepung dan karipik, selain Teh Kelor Te Wuna yang jadi produk andalannya. Anshar sudah punya langganan untuk produk tersebut. Tepung kelor dikirim di Kota Kendari kepada penadah untuk diolah lebih lanjut menjadin penganan coklat seperti Silverqueen. Sedangkan Teh Kelor Te Wuna, ia bekerjasama dengan minimarket di Raha, Kendari hingga Jawa.

“Sekarang saya lagi garap pesanan dari Bekasi untuk teh itu,” tambahnya.

Ia mengatakan, dalam sepekan mampu menghabiskan 150 kilogram kelor dan tangkainya. Permintaan bahan baku yang cukup tinggi itu cukup sulit didapatkan. Makanya, saat ini ia sedang membuka lahan sendiri untuk ditanami kelor. Usaha UD Wuna Barakati itu beroperasi di Desa Lupia, Kec. Kabangka, Muna. Ia dibantu Isteri dan orang tuanya.

Hasil olahan daun kelor yang dijual Anshar

“Kendalanya sekarang ada pada mesin pengering dan bahan baku. Ada bantuan mesin dari Pemda Muna. Tapi karena permintaan sekarang meningkat, maka mesin yang ada masih kurang memadai,” ungkapnya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan, La Ode Anwar Agigi sudah mendorong gerakan tanam kelor sejak 2019 lalu, mengongat potensi bisnisnya yang menjanjikan. Wilayah potensial untuk budidaya kelor tersebar di Kec. Lohia, Duruka, Kontunaga dan Watopute. Ia mendorong industrialisasi kelor karena peluang pasar mancanegara juga terbuka. “Khusus UD Wuna Barakati, kami akan upayakan bantuan mesin pengering kapasitas lebih besar,” jelasnya.

Reporter : Ode
Penulis : Ode
Editor : Adhi

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU