Angin Segar, Masa Depan Ekonomi Digital Indonesia Diproyeksi Cerah
JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Masa depan ekonomi digital Indonesia diproyeksi cerah. Google memproyeksikan pada 2025 bisa mencapai US$146 miliar. Melansir dari asiatoday.id, proyeksi itu telah direvisi menjadi lebih tinggi, seiring terjadinya akselerasi adaptasi digital oleh dunia usaha.
Government Affairs and Public Policy Google Indonesia Danny Ardianto menjelaskan bahwa proyeksi tersebut tercantum dalam riset ekonomi digital Asia Tenggara oleh pihaknya bersama Temasek. Dalam riset itu, terdapat kajian khusus mengenai Indonesia.
Pertumbuhan pesat adaptasi digital yang terjadi pada tahun ini membuat Google merevisi proyeksi nilai ekonomi digital Indonesia pada empat tahun ke depan. Pandemi Covid-19 dinilai berpengaruh terhadap percepatan adaptasi ekonomi digital.
“Kami terus merevisi lagi, bahkan untuk 2025 tadinya US$124 miliar menjadi US$146 miliar,” ujar Danny pada Senin (15/11/2021).
Dikatakan, banyak sektor industri yang sebelumnya belum menggunakan teknologi digital, kini terakselerasi untuk mengembangkan bisnisnya dengan dukungan teknologi. Hal tersebut terjadi bukan hanya di bisnis skala besar, tetapi juga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Adaptasi teknologi semakin terakselerasi dengan terus tumbuhnya perusahaan rintisan (start up).
Danny memandang, banyak industri tradisional seperti pendidikan dan keuangan, yang semakin memanfaatkan teknologi digital dalam pengembangan usahanya. Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimis Indonesia mampu menguasai ekonomi digital di Asia Tenggara.
“Nilai ekonomi digital Indonesia terus tumbuh dan kita optimis akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dalam 10 tahun ke depan,” ungkap Jokowi di forum Investor Daily Summit 2021, Selasa (13/7/2021) lalu.
Jokowi mengungkapkan, selama 2020 nilai transaksi perdagangan digital Indonesia mencapai Rp253 triliun. Nilai tersebut diproyeksikan akan terus meningkat menjadi Rp330,7 triliun di 2021.
Menteri Perdagangan M Lutfi pada kesempatan sebelumnya mengungkapkan ekonomi digital Indonesia diprediksi akan tumbuh hingga delapan kali lipat di 2030. Nilai ekonomi digital saat ini sebesar Rp632 triliun dan dalam 10 tahun kedepan akan menjadi Rp4.531 triliun.
Saat ini, pemerintah tengah memanfaatkan gelombang kedua ekonomi digital dengan menciptakan ekosistem digital yang memfasilitasi produksi, logistik hingga transaksi. Sektor niaga elektronik (e-commerce) didorong menjadi salah satu penopang ekonomi Indonesia di tengah pandemi Covid-19.
“E-commerce dapat menjadi penopang ekonomi Indonesia, khususnya di tengah pandemi covid-19 dengan memanfaatkan gelombang kedua ekonomi digital, yaitu teknologi 5G, internet of things (IoT), blockchain, dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sehingga, terbangun ekosistem digital yang bukan sekedar memfasilitasi transaksi, tetapi juga produksi, logistik, dan teknologinya,” jelas Lutfi. (ATN)