Jubir Vaksin Covid-19 Kemenkes RI: Dulu Perang Melawan Penjajah, Sekarang Perang Melawan Covid-19
KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa pahlawan masa kini ada di mana saja dan bisa siapa saja. Selain tenaga kesehatan dan relawan yang berjuang merawat pasien, sosok pahlawan juga dapat ditemukan dalam masyarakat yang disiplin protokol kesehatan, melakukan edukasi, mengubah perilaku, juga berkontribusi pada percepatan vaksinasi.
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro menyampaikan, memasuki bulan ke-21 menghadapi wabah Covid-19, inspirasi kepahlawanan dapat ditemukan di berbagai aspek kehidupan, baik pada masa genting dan darurat yang lalu, atau pada kondisi mulai membaik seperti sekarang
Diantaranya, kata Reisa, pahlawan pandemi dapat ditemukan pada sosok tenaga kesehatan yang merawat kasus terkonfirmasi sampai lebih dari 90 persennya sembuh.
“Per kemarin, Selasa, 9 November 2021, dari 4,24 juta orang Indonesia yang terinfeksi Covid-19, lebih dari 4,09 juta atau 96,3 persen dinyatakan sembuh dan sebanyak 9.602 atau 0,2 persen masih dirawat atau dalam masa isolasi,” paparnya dalam siaran pers Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, Rabu (10/11/2021) secara virtual.
Seluruh masyarakat Indonesia yang turut berjuang mencari solusi, menggaungkan semangat untuk vaksinasi dan terapkan protokol kesehatan juga merupakan pahlawan. Kedisiplinan prokes tersebut diantaranya ditunjukkan dalam pemakaian masker, dimana menurut Satgas Penanganan Covid-19, lebih dari 90 persen orang Indonesia masih bermasker di tempat umum.
Ia juga menyoroti budaya work from home yang membiasakan kaum pekerja menyeimbangkan kehidupan rumah dan kantor atau dikenal dengan work life balance. Upaya ini menurutnya, menjadikan para orang tua sebagai pahlawan-pahlawan baru di mata anak-anak mereka.
Reisa menekankan, jasa orang tua, ibu rumah tangga dan anak-anak yang patuh Prokes pun tak kalah heroik. Jasa para duta perubahan perilaku atau kader yang saling mengingatkan untuk tetap bermasker dan segera divaksinasi Covid-19 juga tidak kalah besar.
Maka pada tanggal 10 November ini, dr Reisa mengajak bukan saja mengilhami perjuangan para pahlawan, namun juga berterima kasih kepada para pejuang pandemi serta mendoakan yang gugur selama melawan Covid-19. Selain itu, ia mengajak tiap orang menepuk bahu sendiri, menyelamati semua yang telah dilakukan untuk keluarga dan lingkungan di masa sulit ini.
Kontribusi setiap orang sebagai pahlawan masa kini, tutur Reisa, tetap dibutuhkan sesuai peran masing-masing, untuk dapat bersama-sama keluar dari pandemi.
Senada dengan hal tersebut, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi menyatakan, peringatan hari pahlawan harus menjadi momentum bahwa kita semua adalah pahlawan yang bisa berkontribusi dalam penanganan pandemi.
“Apapun posisi kita, kita harus mampu untuk mengedukasi, mengubah perilaku, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19, serta memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penanganan Covid-19,” ucapnya.
Pada momentum Hari Pahlawan, Nadia mengajak masyarakat untuk mengenang jasa para pahlawan untuk dijadikan semangat dan motivasi dalam berjuang melawan pandemi Covid-19 serta melanjutkan pembangunan.
“Kalau dulu perang melawan penjajah, sekarang perang melawan Covid-19,” tandasnya.
Begitu juga dengan peringatan Hari Kesehatan yang jatuh pada 12 November, dikatakannya, bisa dijadikan momentum fokus membangun diri, keluarga, masyarakat dan negara khususnya di bidang pembangunan kesehatan, sejalan dengan tema tahun ini yaitu Sehat Negeriku, Tumbuh Indonesiaku.
Terkait upaya pengendalian Covid-19 di tanah air, vaksinasi tetap menjadi salah satu upaya penting, bersama dengan upaya testing, lacak dan isolasi serta kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
Jika membandingkan data kita dengan data global untuk vaksinasi, tutur Nadia, Indonesia masuk dalam peringkat ke-5 untuk jumlah orang yang mendapatkan vaksinasi minimal satu dosis dan juga dari jumlah dosis yang diberikan.
Walaupun sudah divaksinasi dan situasi pandemi semakin membaik, ia mengingatkan warga untuk tetap menjaga protokol kesehatan agar tidak terjadi lonjakan kasus.
“Relaksasi berbagai kegiatan saat ini harus disikapi secara bijak. Kita semua harus selektif memilih kegiatan-kegiatan yang prioritas saja dengan mengedepankan protokol kesehatan sehingga tetap bisa sehat dan produktif,” tegasnya.
Kendornya protokol kesehatan saat mobilitas meningkat, kata Nadia, bisa memberikan kesempatan virus berkembang dan bermutasi. Untuk pengelola tempat publik, ia juga mengimbau untuk melakukan pengawasan ketat selama jam operasional berlangsung agar tidak terjadi kerumunan dan pelanggaran prokes.
“Kepada seluruh masyarakat, mari pertahankan kondisi yang baik ini jangan sampai kita harus kembali menarik rem darurat kembali. Tetap disiplin protokol kesehatan dan segera mengakses vaksin dengan jenis vaksin apapun yang tersedia,” pesan Nadia.
Reporter: Ilma
Editor: Wulan