AS, Jepang dan Korea Selatan Rapat Darurat Respon Peluncuran Rudal Korea Utara

454
Related Posts
PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

 

TOKYO, LENTERASULTRA.COM – Pejabat urusan nuklir dari Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Korea Selatan pada hari Selasa (14/9/2021) menggelar rapat darurat di Tokyo menyusul uji coba rudal Korea Utara. Ketiga pejabat negara itu membahas bagaimana mengendalikan program rudal dan nuklir Korea Utara.

Melansir dari asiatoday.id, ketiga negara telah membahas berbagai cara untuk memecahkan kebuntuan dengan Korea Utara mengenai senjata nuklir dan program rudal balistiknya, yang berujung pada sanksi internasional.

“Perkembangan terakhir di Korea Utara mengingatkan pentingnya komunikasi dan kerja sama yang erat dari ketiga negara,” ungkap Sung Kim, utusan khusus AS untuk Korea Utara, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Dalam pertemuan kali ini, Jepang diwakili oleh Takehiro Funakoshi dan Korea Selatan diwakili oleh Noh Kyu Duk. Kim yang mewakili AS mengatakan bahwa negaranya tetap terbuka untuk diplomasi untuk menangani masalah Korea Utara. 

Pernyataan tersebut relevan dengan sikap Gedung Putih yang mengatakan mereka masih siap untuk terlibat dengan Korea Utara meskipun uji coba rudal dilakukan baru-baru ini. Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden tidak menunjukkan kesediaan untuk melonggarkan sanksi.

Pihak Korea Utara juga mengaku tidak melihat tanda-tanda berubahnya sikap AS. Bahkan, mereka mengatakan bahwa latihan militer AS dan Korea Selatan bulan lalu adalah persiapan untuk melakukan serangan. Korea Utara dilaporkan telah berhasil melakukan uji coba rudal jelajah jarak jauh terbarunya pada hari Senin (13/9). Uji coba kali ini jelas sangat mengejutkan di tengah terhambatnya pembicaraan dengan Amerika Serikat.

Kantor berita Korea Utara, KCNA, melaporkan bahwa rudal-rudal tersebut melakukan perjalanan selama 7.580 detik di sepanjang orbit penerbangan oval dan pola berbentuk angka 8 di udara di atas perairan Korea Utara, sebelum akhirnya menghantam target yang berjarak 1.500 km.

“Tes rinci bagian rudal, skor tes dorongan mesin, berbagai tes penerbangan, tes kontrol dan bimbingan, tes kekuatan hulu ledak, dll dilakukan dengan sukses,” tulis KCNA, seperti dikutip Yonhap.

Meski tidak memiliki jangkauan sejauh rudal balistik, rudal jelajah sejenis ini masih sangat mengancam karena terbang dalam garis yang relatif lurus dan pada ketinggian rendah, membuatnya lebih sulit untuk dideteksi. Rudal jelajah juga dapat membawa hulu ledak nuklir.

Lebih lanjut, rudal jelajah dan rudal balistik jarak pendek yang dapat dipersenjatai dengan bom konvensional atau nuklir sangat mengganggu kestabilan jika terjadi konflik karena tidak jelas jenis hulu ledak yang mereka bawa. (ATN)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU