Varian Delta Menyerang Asia, Global Supply Chain Lumpuh

261

Pengumuman Kabupaten Bombana

JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Varian Delta yang menyerang kawasan Asia telah melumpuhkan rantai pasok global atau Global Supply Chain. Pasalnya, varian delta menyebar dengan  cepat dan telah menimbulkan gejolak di pabrik dan pelabuhan di banyak negara di Asia.

Kemacetan yang terjadi di Asia, yang menyumbang sekitar 42 persen ekspor global menurut PBB, berisiko mengacaukan pengiriman yang biasanya meningkat untuk musim belanja liburan Natal. Masalah yang dimulai di pelabuhan Asia dapat beriak perlahan, kemudian muncul sebagai penundaan di Los Angeles atau Rotterdam, dan akhirnya menyebabkan harga yang lebih tinggi bagi konsumen.

Gejolak ini juga memperburuk tahun yang sudah menyiksa bagi eksportir, dengan biaya pengiriman menjadi sangat tinggi karena kekurangan kontainer. Selain itu, bahan baku seperti semikonduktor yang lebih mahal dan sulit didapat di tengah lonjakan permintaan, juga menjadi pengerek biaya pengiriman.

“Varian Delta kemungkinan besar akan mengguncang perdagangan di Asia secara signifikan. Sebagian besar pasar selama ini beruntung mengelola Covid-19 dengan baik. Namun karena Covid-19 terus menyebar, rentetan keberuntungan ini kemungkinan akan berakhir di banyak lokasi,” kata Deborah Elms, Direktur Eksekutif Asian Trade Centre yang berbasis di Singapura, sebagaimana dilaporkan Bloomberg, dikutip dari asiatoday.id, Minggu (15/8/2021).

Di China, pelabuhan peti kemas tersibuk ketiga di dunia ditutup sebagian baru-baru ini, sementara di Asia Tenggara, para eksekutif pabrik telah menghentikan produksi elektronik, garmen, dan sejumlah produk lainnya. Pertaruhannya adalah ledakan ekspor mendorong pemulihan ekonomi yang ditopang perdagangan selama pandemi dan diperkirakan akan memicu rebound yang lebih tinggi.

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) telah memperkirakan Asia memimpin kenaikan 8 persen tahun ini dalam perdagangan barang global. Sementara itu, tersendatnya pasokan akan memicu kekhawatiran bahwa kenaikan inflasi untuk produsen China atau konsumen AS akan terbukti tak sementara, menguji ekspektasi di antara pembuat kebijakan untuk penurunan harga jangka pendek.

Sementara kasus China relatif rendah, pendekatan tanpa toleransi telah menyebabkan penutupan terminal Meishan di pelabuhan Ningbo-Zhoushan, di mana semua layanan peti kemas masuk dan keluar dihentikan pada Rabu (12/8/2021) setelah seorang pekerja terinfeksi.

Penutupan itu mengikuti penundaan operasi Pelabuhan Yantian di Shenzhen selama sekitar satu bulan. Di Asia Tenggara, manajer manufaktur melihat penurunan aktivitas bulan lalu karena eksportir berjuang untuk menjaga pabrik tetap berjalan, sebuah tanda bahwa Covid-19 mungkin akhirnya akan memukul perdagangan yang tangguh di kawasan itu.

Sementara Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Thailand merupakan gabungan 5,7 persen dari ekspor global, negara-negara itu dapat sangat berdampak pada ekonomi yang lebih besar seperti AS dan China, khususnya di bidang elektronik, menurut perkiraan oleh Natixis.

China mengimpor 38 persen mesin pengolah data dan 29 persen peralatan telekomunikasinya dari lima negara ASEAN, sementara AS bergantung pada setengah impor semikonduktornya dari blok tersebut. Dampaknya juga meluas ke pusat ekspor Jepang dan Korea Selatan.

Samsung Electronics Co., misalnya, bulan lalu mengatakan pendapatan di bisnis telepon selulernya terpukul oleh wabah di Vietnam. Pemerintah Vietnam telah mengambil langkah-langkah ekstrem untuk meminimalkan pukulan terhadap ekspor karena kasus baru melonjak menjadi sekitar 16.000 setiap hari.

Pihak berwenang telah memerintahkan produsen untuk mengizinkan pekerja bermalam di pabrik. Namun, pengaturan itu tidak cukup untuk perusahaan seperti Harco Shoes and Materials Manufacturing Co., di Provinsi Hung Yen dekat Hanoi. CEO Pham Hong Viet mengatakan situasinya menjadi semakin buruk karena sebagian besar pabrik di provinsi selatan harus menghentikan operasi dan perusahaan di utara telah berjuang untuk mempertahankan beberapa produksi.

“Seluruh rantai pasokan negara telah sangat terganggu,” katanya. (ATN)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU