Asia Tenggara Terperangkap dalam Wabah Covid-19

334
Related Posts
PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Asia Tenggara makin derperangkap dalam wabah Covid-19. Negara-negara di kawasan itu mengalami lonjakan kasus yang sangat tajam. Di Indonesia, pada Jumat (16/7/2021) mencatat sebanyak 54.000 kasus Covid-19 terdeteksi dalam 24 jam terakhir. Dengan tambahan itu, total kasus konfirmasi positif di Indonesia mencapai 2.780.803.

Penambahan kasus ini berdasarkan pemeriksaan 258.532 spesimen dengan metode polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM). Sementara itu, pasien sembuh bertambah 28.079 orang.

“Sehingga total 2.204.491 pasien sembuh,” tulis data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jumat (16/7/2021) dikutip dari asiatoday.id.

Pasien meninggal akibat Covid-19 bertambah 1.205 hari ini. Jumlah ini menjadi yang terbanyak selama pandemi. Kasus kematian tertinggi sebelumnya terjadi pada Rabu, 7 Juli 2021, yakni 1.040 korban jiwa.

“Sehingga total korban jiwa menjadi 71.397 orang,” tulis data Kemenkes.

Sementara itu, ada 504.915 kasus aktif di Indonesia. Jumlah suspek mencapai 226.551 orang. Covid-19 telah tersebar ke 34 provinsi dan 510 kabupaten/kota. Sementara di Malaysia mencatat 12.541 kasus baru Covid-19 dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Ini empat hari berturut-turut Malaysia mencatat kasus di atas 10 ribu.

“Selangor, Kuala Lumpur dan Negri Sembilan menyumbang 70 persen dari 12.541 kasus baru Covid-19 di Malaysia,” ujar Direktur Jenderal Kesehatan Tan Si Dr Noor Hisham Abdullah, Jumat (16/7/2021).

“Selangor tetap berada di urutan teratas daftar infeksi di 5.512, diikuti oleh Negri Sembilan di 1.619 dan Kuala Lumpur di 1.542,” jelasnya.

Sebelumnya, Malaysia melaporkan 13.215 kasus Covid-19 baru pada Kamis, mencatat kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut. Penambahan ini dilaporkan saat Malaysia memutuskan untuk menghentikan penggunaan vaksin Sinovac jika pasokannya sudah habis. Malaysia pun memberikan izin penggunaan darurat bagi vaksin Sinopharm dari China dan Johnson & Johnson dari Amerika Serikat.

Malaysia memulai program vaksinasi  Covid-19 nasionalnya pada 24 Februari. Malaysia telah memberikan total 12.647.558 dosis vaksin covid-19 pada Kamis, dengan lebih dari 4 juta orang -,atau 12,3 persen dari populasi,- sejauh ini telah divaksinasi.

Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengatakan, pada Kamis bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan kemungkinan memberikan beberapa ‘kelonggaran’ kepada orang-orang yang telah menyelesaikan vaksinasi covid-19 lengkap, termasuk mengizinkan mereka untuk makan di restoran dan melakukan perjalanan antar negara bagian.

Sementara di Thailand mencatat rekor kasus harian Covid-19 sebanyak 9.692 orang pada hari ini, Jumat (16/7/2021).

Secara akumulatif total kasus di Thailand mencapai 381.907, sementara total kematian 3.099.

Saat negara lain berusaha menggenjot program vaksinasi, Thailand baru memulai program inokulasi Juni lalu. Hingga kini, hanya sekitar 5 persen dari lebih 66 juta populasi yang menerima vaksin secara penuh yakni dua dosis.

Thailand disebut sempat mempertimbangkan untuk membatasi ekspor vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal guna menanggulangi pandemi.

Wakil Menteri Kesehatan Thailand Sathit Pitutacha mengatakan AstraZeneca meminta pemerintah untuk memperpanjang batas waktu pengiriman 61 juta dosis vaksin dalam lima bulan, demikian dikutip Reuters.

Penundaan itu disebabkan lambatnya produksi di mitra lokal yang memegang lisensi AstraZeneca dan memiliki masalah produksi dan pengiriman awal.

Sementara di Myanmar,  ratusan mayat lebih banyak dari biasanya, dibawa untuk pemakaman setiap hari. Hal itu diungkapkan petugas layanan pemakaman dalam menghadapi gelombang baru Covid-19 yang menghantam negara pimpinan junta militer tersebut.

Laporan dari berbagai wilayah bagian Myanmar menunjukkan, jumlah kematian harian lebih tinggi daripada yang diumumkan kementerian kesehatan junta, yang mencapai rekor 145 kematian pada Rabu (14/7/2021). Jumlah penguburan di tempat pemakaman Yay Way di kota terbesar Myanmar, Yangon, sekitar 200 per hari selama seminggu terakhir, lebih dari dua kali lipat jumlah yang biasanya diharapkan, kata layanan pemakaman. Ada peningkatan serupa di dua pemakaman lain di kota dengan 400 hingga 500 orang dikremasi di sana per hari, kata mereka.

“Kami harus mengangkut mayat ke pemakaman yang berbeda. Kami melakukan lebih dari 40 perjalanan sehari,” kata Bo Sein, 52, yang mengoperasikan layanan pengangkut jenazah.

“Melihat mayat di pemakaman hari ini, saya berpikir bahwa tidak akan mudah untuk terus seperti ini. Yang kaya dan yang miskin, semuanya meninggal karena Covid-19,” kata Bo Sein, yang juga menyiapkan peralatan pelindung tubuh untuk mengangkut jenazah.

Sementara itu, pendiri layanan pemakaman gratis lainnya di Yangon, yang menolak disebutkan namanya karena takut terhadap junta militer mengatakan, dia telah memanggil sukarelawan karena 18 anggota timnya tidak bisa lagi mengatasi peningkatan penguburan.

Di kota kedua terbesar Myanmar, Mandalay, seorang petugas dari pemakaman Aye Yeik Nyein mengatakan, 63 jenazah telah dikremasi di sana pada hari Selasa. Semuanya diduga kasus Covid-19 sementara pemakaman lain menangani kematian karena sebab lain, katanya.

“Kami sebenarnya khawatir, tetapi kami perlu melayani rakyat,” kata pejabat itu, Kyaw Soe Win, kepada Reuters melalui telepon.

Kasus Covid-19 mulai meningkat di Myanmar pada bulan Juni, dan telah melonjak dalam dua minggu terakhir, dengan rekor 7.089 infeksi dilaporkan pada hari Rabu. Menurut angka resmi pemerintah, ada lebih dari 208.000 infeksi dan 4.181 kematian di negara itu sejak awal pandemi.

Namun petugas kesehatan meyakini, jumlah kasus sebenarnya jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan secara resmi karena pengujian gagal setelah militer merebut kekuasaan dari pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.

Sementara di Filipina, hari ini negeri itu mencatat kasus pertama dari varian Delta yang ditularkan secara lokal, kata kementerian kesehatan negara tersebut pada Jumat (16/7/2021). Satu orang dilaporkan meninggal dunia.

“Dari 16 kasus COVID-19 baru yang ditemukan terkait varian Delta, 11 ditandai sebagai kasus penularan secara lokal,” kata wakil menteri kesehatan Maria Rosario Vergeire pada konferensi pers.

Satu orang yang meninggal telah dilarikan ke rumah sakit di ibu kota Manila pada 28 Juni, kata Vergeire. Lima dari mereka yang dinyatakan positif adalah warga Filipina yang kembali dari Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, dan Inggris.

Otoritas Filipina telah berjuang untuk mencoba dan menghentikan penyebaran varian baru COVID-19 di masyarakat setelah memicu peningkatan infeksi di seluruh wilayah. Varian Delta, yang pertama kali terdeteksi di India, dituding sebagai faktor utama lonjakan kasus di negara-negara tetangga termasuk Thailand, Malaysia, dan Indonesia.

Filipina pun akhirnya melarang kunjungan wisatawan dari Indonesia mulai Jumat 16 Juli hingga 31 Juli.

Sementara itu, pengiriman 3,2 juta dosis vaksin Johnson & Johnson dari AS dimulai pada Kamis kemarin dan berpotensi mengurangi distribusi di Filipina karena vaksin sekali pakai tidak harus didinginkan, tidak seperti yang lain.

Sebuah survei awal bulan ini menunjukkan jumlah orang Filipina yang mau disuntik juga meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena masalah keamanan. Filipina sejauh ini telah menyuntikkan setidaknya 13.442.299 dosis vaksin COVID-19, setara untuk 6,2 persen dari populasinya berdasarkan rejimen dua dosis. Sebanyak 1.485.457 infeksi dan 26.232 kematian terkait Virus Corona COVID-19 telah terdaftar di negara itu sejak pandemi dimulai. (ATN)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU