Cerita Umar Ringano, Pria 108 Tahun Asal Kendari Setelah Ikut Vaksin Covid-19
KENDARI, LENTERASULTRA.COM-
Jalannya sudah tidak tegak lagi. Kulitnya terlihat keriput. Namun hampir semua panca inderanya, seperti mata, telinga berfungsi normal. Meski begitu, dia menjadi satu-satunya penduduk tertua di kota Kendari yang menerima program pemerintah berupa vaksinasi massal Covid-19.
Warga Kota Lulo ini bernama Umar Ringano. Dia mengaku lahir tahun 1913. Tahun 2021 ini, genap berusia 108 tahun. Pria satu abad lebih ini, tinggal di Lorong Manunggal 2, RT 012/RW 004, Kelurahan Punggaloba, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Tidak susah mendapatkan rumah Umar Ringano. Jika bertanya kepada warga di lingkungannya, pasti langsung menunjukkan tempat tinggal pria satu abad ini. Umar Ringano tinggal di rumah papan berukuran 5 x 8 meter. Rumahnya terletak di atas ketinggian di bilangan Jalan Diponegoro.
Untuk sampai ke rumahnya harus melewati Lorong Manunggal 2, RT 012/RW 04, Kelurahan Puunggaloba, Kecamatan Kendari Barat, tepatnya di depan lapangan Benu benua. Kurang lebih 300 meter berjalan, kemudian menapaki satu demi satu anak tangga yang berjumlah lebih 30 tangga.
Di rumah yang sebagian dindingnya sudah lapuk di makan rayap, Umar Ringano tinggal bersama istri ketujuhnya, Salwia 65 tahun. Saat hendak ditemui Rabu (16/6/2021) sekitar pukul 12.00 WITA, pria senja berusia satu abad lebih ini masih bekerja di depan rumahnya.
Dia terlihat memotong belasan batang kayu, dengan parang dan gergaji. Kayu-kayu itu, disiapkan untuk memperbaiki kios di samping rumahnya. Aktifitas ini, sudah dia lakukan berhari-hari. “Mau perbaiki warung,” katanya, sambil menunjuk kios disisi timur rumahnya.
Umar Ringano bersama istrinya memang membuka kios kecil-kecilan di rumahnya. Isinya, aneka kudapan siap saji. Untuk sementara, semua jualannya disimpan di ruang tamu rumahnya. Aktivitas ini dilakukan untuk membiayai hidup mereka berdua sehari-hari.
Meski sudah sangat uzur, Umar Ringano masih bisa beraktifitas normal. Bahkan setiap Jumat, dia naik turun gunung dan berjalan kaki untuk shalat Jumat di mesjid depan lapangan Benu-benua, Kendari. Tidak hanya itu, selama Ramadan lalu, dia juga rutin shalat di mesjid. Selain itu, Umar Ringano juga kerap ke kebun di belakang rumahnya, termasuk mengambil batang kayu berdiameter sekitar 10 centimer untuk warungnya.
Di rumahnya itu, Umar Ringano sudah lebih sepuluh tahun tinggal. Saat tiba di Kendari tahun 1972, Umar pertama kali berdomisili di Abeli, setelah itu di belakang PLN. Dan kini menetap di lorong Manunggal dua.
“Umur saya yang sebenarnya 108 tahun. Masih Wihelmina presiden Belanda (ratu Belanda, pemimpin Hindia Belanda). Saat merdeka, saya sudah besar, sudah mengembala sapi di Pamontoro,” cerita Umar.
Dalam Kartu Keluarga (KK), tahun lahir Umar memang berbeda dengan kenyataannya. Dalam KK, dia lahir tahun 1933. Dia pernah menikah tujuh kali, dan punya anak tiga serta cucu 11 orang.
Umar Ringano, hanya menempuh pendidik SR (sekolah tingkat dasar zaman Belanda). Dari izajah ini, Dia memberanikan diri honor di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan jadi Pegawai Negeri Sipil tahun 1975. Umar pensiun tahun 1992 dengan golongan dua.
Saat program vaksinasi massal dicanangkan di Kota Kendari pertengahan Ferbruari 2021, nama Umar Ringano menjadi salah satu peserta dari sasaran lanjut usia (lansia). Umar Ringano menerima vaksinasi covid-19 dosis satu, Jumat (26/3/2021). Tempatnya, di taman Kota Kendari, yang berjarak sekitar 7 kilometer dari rumahnya.
Umar Ringano tidak pergi sendiri menerima vaksin. Istrinya, Salwia yang berusia hampir 70 tahun, juga ikut serta. Pasangan lansia ikut vaksin atas kesadaran sendiri. Ke tempat vaksin, keduanya diantar Ketua RT 02, Andriyani, SE. Selain itu, tiga orang lansia lainnya juga ikut vaksin. Namun, saat sampai di lokasi vaksin, Umar Ringano tidak langsung disuntik. Dia harus menunggu beberapa lama.
Penyebabnya, namanya tidak terdaftar dalam aplikasi sebagai salah satu lansia yang akan divaksin di Kendari. “Dia (Umar) baru bisa divaksin setelah namanya diinput manual,” kata Andriyani, Ketua RT 02. Setelah menerima suntikan vaksin dosis satu, Umar tidak langsung pulang. Dengan tongkat ditangannya, dia dipersilakan menunggu sekitar 30 menit. Setelah tidak merasakan efek apapun, dia bersama istrinya baru di perbolehkan pulang.
Pertengahan April 2021, Umar kembali menerima suntikan vaksin dosis 2. Tempatnya, dekat rumahnya, yakni Puskesmas Benu-benua Kendari. Saat menerima dosis lengkap, lansia 108 tahun ini juga tidak merasakan gejala apapun. “Tidak ada yang saya rasakan. Hanya lututku saja agak sakit. Mungkin karena sudah tua,” kata Umar saat ditemui di rumahnya.
Ditanya apa alasan sehingga mau ikut vaksin, Umar Ringano bilang, dirinya hanya ingin tetap sehat serta dijauhkan dari virus Corona-19. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ini pun mengingatkan warga Kota Kendari agar tidak takut disuntik vaksin. “Anak mudaku, jangan takut divaksin, saya saja orang tua, sudah lanjut usia berani divaksin. Ayo ikut vaksin,” ungkap Umar Ringano.
Penulis : Adhi