Saatnya Indonesia jadi Pusat Industri Fesyen Muslim Dunia

165
PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno memandang Indonesia bisa menjadi pusat industri fesyen muslim dunia. Pasalnya, Indonesia memiliki modal dan segudang potensi untuk mendukung hal ini, mulai dari Sumber Daya Manusia (SDM), pasar, hingga fesyen desainer yang berkualitas.

Sandiaga Uno mengungkapkan hal itu saat menjadi pembicara kunci di forum Indonesian Islamic Youth Economic Forum (ISYEF): Fashion Muslim Indonesia Mendunia yang digelar secara virtual. Menurutnya, sumbangsih PDB sektor ekonomi kreatif (ekraf) bagi Indonesia sudah menjadi nomor tiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat (AS) dengan Hollywood dan Korea Selatan dengan K-Pop.

“Sektor ekraf sudah menyumbangkan PDB sebesar Rp1.100 triliun dari 17 subsektor ekraf, yang didominasi fesyen, kuliner, dan kriya. Jumlah masyarakat muslim kita selama ini hanya menjadi pasar dan kita ternyata banyak mengimpor produk-produk halal. Untuk itu kita harus menjadi pemain bukan menjadi penonton. Kita ingin menjadikan Indonesia atau Jakarta sebagai ‘Moslem fashion capital of the world’ karena kita memiliki semuanya. Baik desainernya, pasarnya ada, perlu dukungan dari semua untuk mewujudkannya,” katanya, dikutip dari asiatoday.id.

Merujuk data Opus, Sandiaga menyebutkan dari total PDB sebesar Rp1.100 triliun, sebesar Rp175 triliun disumbang oleh subsektor fesyen. Sebanyak 33,4 persen pelaku ekraf di Indonesia berasal dari subsektor fesyen, di mana totalnya mencapai 2,5 juta orang. Nilai ekspor subsektor fesyen juga yang terbesar, total mencapai US$15 pada 2019.

“Akan tetapi Indonesia menjadi negara ketiga konsumen busana muslim terbanyak setelah Turki dan Uni Emirat Arab. Pasarnya besar, banyak pengusahanya tapi belum banyak ekosistem yang terbangun. Saya yakin anak muda saat ini bisa menjadi lokomotif perubahan ke depan. Lantaran sekarang lebih terbuka, lebih inklusif, dan gerakan ekonomi syariah ini paling dinikmati oleh anak-anak muda,” lanjutnya.

Sementara itu, salah satu desainer busana muslim Nanida Jenahara Nasution menjelaskan produk-produk fesyen muslim di Indonesia memiliki kualitas yang sangat baik untuk pasar global. Tetapi, perlu ada dukungan agar produk-produk tersebut bisa diterima dan mendapatkan tempat di hati masyarakat lokal. Kemudian, dibutuhkan pula kolaborasi semua pemangku kepentingan agar produk muslim yang dibuat bisa mendapat pasar yang luas.

“Yang penting adalah bagaimana stay update dengan yang sedang tren, dan sekarang juga adalah zamannya kolaborasi. Kita tidak bisa ingin jadi yang happening sendiri. Sama-sama bergandengan tangan untuk sukses bersama,” ujarnya. (ATN)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU