Khidmat, Ibadah Hari Raya Waisak Tekad Maitreya di Tengah Pandemi
KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Hari Raya Waisak yang jatuh pada (26/05/2021) dirayakan dengan suasana khidmat. Di Kota Kendari, tepatnya di Vihara Tekad Maitreya, jemaat yang datang untuk melaksanakan sembahyang dibatasi maksimal hanya 50 orang saja. Padahal dua tahun sebelumnya, sebelum pandemi Covid-19 melanda, Vihara ini mampu menampung hingga 200 jemaat.
Para jemaat yang datang tampak tertib memasuki Vihara dengan menerapkan protokol kesehatan berupa mencuci tangan dan menggunakan masker serta jauh dari adanya kerumunan. Tempat ibadah pun dibatasi sesuai jarak aman penerapan protokol kesehatan. Sesuai jadwal, tepat pukul 18.30 Wita ibadah dimulai dan selesai pada pukul 19.15 Wita.
Ketua Ketua Umum Persatuan Umat Buddha (Permabudhi) Indonesia Sultra, Michael Tanjaya mengatakan, sebelum datang untuk melakukan perayaan ibadah Waisak, jemaat diwajibkan mengukur suhu tubuh dari rumah. Hal ini dilakukan agar ketika jemaat mnegetahui suhu tubuhnya tinggi agar mengurungkan niatnya ke Vihara. Karena tidak hanya di Vihara, ibadah Hari Raya Waisak juga dapat diikuti secara virtual dari rumah.
“Kami menggunakan masker, menjaga jarak dan jok sembahyang diatur jaraknya, mencuci tangan dan mengukur suhu tubuh,” ujarnya.
Ketua Majelis Pandita Buddha Maitrea Indonesia Sultra ini menjelaskan, Hari Raya Waisak merupakan hari bersejarah untuk mengenang tiga moment penting kelahiran Pangeran Siddharta Gautama, seorang pendiri dan penyebar agama Buddha.
Moment penting pertama adalah Siddharta Gautama yang merupakan putra mahkota rela melepaskan tahtanya untuk mencari jawaban, yakni lahir, tua dan mati. Kedua, pada usia 35 tahun Sidharta Gautama mencapai penerangan sempurna. Sedangkan momen ketiga, di saat berusia 80 tahun, Siddharta Gautama mangkat atau meninggal dunia.
“Ini tiga momen penting yang terjadi pada bulan yang sama yaitu Waisak bulan ke lima dan pada hari yang sama pada moment tersebut,” ujarnya.
Melalui perayaan Hari Waisak dengan tema Bangkit Bersatu untuk Indonesia Maju, Michael Tanjaya menegaskan bahwa semua umat beragama dapat hidup berdampingan dan rukun. Baik sesama umat yang seagama, antar agama maupun umat beragama dengan pemerintah.
Reporter: Roro
Editor: Wulan