Badai Matahari Ancam Planet Bumi
JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Para astronom mengingatkan badai matahari dengan kecepatan 2,1 juta kilometer per jam mengancam planet bumi. Ancaman badai ini dikhawatirkan terjadi akibat adanya lubang yang muncul di atmosfer Matahari. Menurut para astronom, sebuah lubang besar telah terbuka di permukaan atmosfer Matahari. Lubang tersebut pernah muncul di wilayah ekuator Matahari.
Para analisis telah mengungkapkan bahwa partikel bergerak dengan kecepatan 600 kilometer per detik, atau lebih dari 2,1 juta kilometer per jam. Meski badai matahari ini tidak terbukti berbahaya, para ahli mengatakan hal itu dapat menyebabkan aurora. Astronom Dr Tony Philips menulis di blog Space Weather-nya mengatakan bumi berada di dalam aliran angin matahari yang mengalir hampir 600 km per detik dari lubang ekuator di atmosfer matahari.
“Pengamat langit lintang tinggi harus waspada terhadap aurora, terutama di belahan bumi selatan di mana kegelapan musim gugur mendukung visibilitas,” jelasnya, dikutip dari asiatoday.id.
Aurora, yang meliputi cahaya utara aurora borealis dan cahaya selatan aurora australis disebabkan ketika partikel matahari menghantam atmosfer. Saat magnetosfer dibombardir oleh angin matahari, cahaya biru yang menakjubkan dapat muncul karena lapisan atmosfer itu membelokkan partikel.
Penelitian sebelumnya telah mengungkapkan Matahari melepaskan semburan matahari yang ekstrim rata-rata setiap 25 tahun, dengan yang terakhir menghantam Bumi terjadi pada tahun 1989. Badai ini menyebabkan pemadaman listrik di Quebec, Kanada, karena batuan konduksi di Bumi dapat membawa energi berlebih dari perisai magnet dan memasukkannya ke jaringan nasional.
Meskipun tidak mungkin untuk memprediksi kapan dan di mana badai matahari besar akan melanda, tidak dapat dihindari bahwa badai matahari akan menghantam planet ini di masa depan. Karena itu, para ahli mengkritik kurangnya persiapan untuk peristiwa cuaca luar angkasa yang ekstrem, memperingatkan bahwa hal itu dapat menelan biaya triliunan dan menyebabkan kepanikan yang meluas.
Perusahaan konsultan risiko Drayton Tyler mengatakan badai matahari adalah peristiwa ‘kapan, bukan jika’.
“Dalam kasus terburuk, biaya langsung dan tidak langsung cenderung mencapai triliunan dolar dengan waktu pemulihan bertahun-tahun, bukan berbulan-bulan. Kemungkinan terjadinya peristiwa sebesar itu diperkirakan oleh Royal Academy of Engineering Inggris sebagai satu dari 10 dalam dekade mana pun. (ATN)