Tak Terduga, Indonesia Telah Terpapar Mutasi Virus Corona Ganas

3,483
Related Posts
PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Mutasi virus corona ganas dari sejumlah negara tanpa diduga telah menginfeksi masyarakat di Indonesia. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa kasus penyebaran mutasi virus Corona di Indonesia semakin banyak. Karena itu, dia mengharapkan agar kegiatan testing dan tracing lebih ditingkatkan, serta masyarakat diimbau agar tetap patuh protokol kesehatan.

“Kasus di India naik, Thailand naik, Singapura naik, negara Eropa semua naik karena ada mutasi baru. Dari 4 yang bahaya, 3 sudah masuk ke Indonesia dan 26 orang sudah teridentifikasi,” ujarnya melalui keterangan resmi Kementerian Kesehatan, Selasa (18/5/2021).

Menurut Budi, dua kasus mutasi Covid-19 ditemukan di Karawang, Jawa Barat. Kedua kasus itu berasal dari Pekerja Migran Indonesia yang datang dari Malaysia dan Arab Saudi.

“Kalau virus yang sekarang kasusnya bisa dari 1 naik jadi 4, 4 naik jadi 16, 16 naik jadi 26. Yang baru itu begitu, dari 1 naik ke 50, naik ke 2.500. Jadi kecepatan penularannya tinggi sekali. Kita mesti hati-hati. Bagaimana caranya? Pakai masker. Ini bisa menahan laju penularan mutasi baru,” tegasnya, dikutip dari asiatoday.id.

Budi pun menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan seluruh Indonesia agar testing dan tracing-nya diperbanyak. Terutama anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang karena mengejar zona hijau malah mengurangi jumlah testing.

“Itu bisa meledak bahayanya, apalagi dengan adanya virus baru. Kita harus agresif testing, supaya kita tahu virusnya ada di mana. Ini seperti intel, kalau intel kita lemah, kelihatannya bagus, tahu-tahu teroris masuk dan bomnya meledak,” jelasnya.

Budi juga telah menyampaikan kepada Presiden agar tidak menegur kepala daerah kalau kasusnya tinggi, tapi tegur kepala daerah jika positivity rate tinggi.

“Kasus tinggi tidak apa-apa, tapi tegur kalau positivity rate-nya 25 – 30 persen, itu pasti kurang testing. Pasti banyak orang yang sakit tidak teridentifikasi, banyak yang sakit menular dan menyebabkan masyarakat banyak yang wafat,” imbuhnya.

Budi melanjutkan, lebih baik melihat angkanya seperti apa dan lakukan perbaikan dengan baik, daripada lengah, virusnya masuk tidak terkontrol sehingga banyak yang meninggal dunia. (ATN)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU