Indonesia dan Bangladesh Sepakat Percepat Preferential Trade Agreement
JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) telah melakukan Pertemuan Pertama Konsultasi Bilateral (Foreign Office Consultation / FOC) Indonesia – Bangladesh yang dipimpin oleh Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, Duta Besar Abdul Kadir Jailani bersama dengan Duta Besar Masud Bin Momen, Foreign Secretary Kemlu Bangladesh secara virtual pada Kamis (29/4/2021). Pertemuan FOC sepakat untuk mendorong penyelesaian Indonesia – Bangladesh Preferential Trade Agreement (PTA) dan peningkatan kerja sama ekonomi, serta potensi kerja sama industri halal, kesehatan, farmasi dan pertahanan, sekaligus proses penguatan kerja sama di sektor energi dan infrastruktur, serta industri strategis lainnya.
Melansir dari asiatoday.id, pertemuan mencatat persetujuan Bangladesh pada April 2021 baru-baru ini untuk pembukaan slot penerbangan langsung rute Medan – Dhaka kepada Lion Air. Pemanfaatan jalur penerbangan langsung ini diharapkan dapat mendorong bisnis dan pariwisata setelah situasi memungkinkan dengan masa pandemi ini.
Kedua pimpinan sepakat untuk peringati komemorasi 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara pada tahun 2022 sebagai refleksi hubungan bilateral yang sangat baik sekaligus sebagai puncak waktu dalam mengejar berbagai kesepakatan dan program kerja konkrit Indonesia – Bangladesh khususnya di bidang diplomasi ekonomi sekaligus rencana peluncuran Cultural Exchange Program Indonesia – Bangladesh.
Kesepakatan penting lain yang dihasilkan adalah penandatanganan MoU kerja sama peningkatan kapasitas diplomastik RI-Bangladesh antara Pusdiklat Kemlu RI dan Foreign Service Academy Bangladesh. FOC telah membahas 8 draft MoU di berbagai bidang yg disepakati untuk dapat secepatnya diselesaikan.
Kedua pihak juga membahas isu-isu regional dan global yang menjadi perhatian bersama, khususnya dukungan Indonesia dan ASEAN dalam masalah pengungsi Rohingya, pertukaran best practices dalam penanganan dampak pandemi Covid-19, dan penguatan kerja sama dalam berbagai forum internasional.
Dalam 5 tahun terakhir, neraca perdagangan kedua negara rata-rata mencapai USD1,5 miliar. Bahkan, di tengah pandemi mencapai surplus USD 1,6 miliar dengan nilai perdagangan sebesar USD1,76 miliar dimana minyak kelapa sawit sebagai komoditas ekspor utama RI ke Bangladesh. (ATN)