Indonesia Kolaborasi IEA Percepat Transisi Energi
JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Pemerintah Indonesia dan International Energy Agency (IEA) membangun sebuah kolaborasi baru dalam mengakselerasi program transisi energi, pembangunan berkelanjutan serta memperkuat pemulihan ekonomi dari dampak krisis Covid-19.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol, pada hari ini, Selasa (30/3) mengumumkan kerja sama di bidang Transisi Energi antara IEA dengan Indonesia sebagai langkah maju atas ambisi Indonesia untuk transisi energi.
Kerjasama ini akan meningkatkan kolaborasi antara Indonesia dan IEA dalam mengatasi tantangan energi yang muncul di saat ini, baik di Indonesia maupun di dunia internasional. Kerja sama ini sebagai kerangka kerja guna mendukung pengembangan kebijakan, mempercepat transisi energi Indonesia, dan memobilisasi keterlibatan politik tingkat tinggi.
Sejak tahun 2015, IEA telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan program transisi energi bersih dari IEA telah memperkuat keterlibatan ini. Atas dukungan program ini, Indonesia memproritaskan sektor EBT dan teknologi energi bersih di tahun 2021 serta membuat peta jalan (roadmap) energi nasional yang baru.
Pada 2022, Indonesia akan menggelar Presidensi G20 dan di 2023, Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN. Selama periode kritis kepemimpinan Indonesia di dunia internasional tersebut, kunci utama yang harus dipastikan adalah memastikan perekonomian di seluruh dunia segera bangkit dari krisis Covid-19 secara berkelanjutan dan tangguh.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyampaikan dukungannya terhadap inisiasi aliansi Indonesia dengan International Energy Agency (IEA) untuk mengawal trasformasi menuju Energi Bersih dan Terbarukan.
“Saat Indonesia keluar dari krisis Covid-19 dan mengambil langkah besar untuk menumbuhkan ekonomi dan memodernisasi sektor energi, kebijakan yang diambil dalam beberapa tahun ke depan akan berdampak besar pada tren energi regional dan global. Saya sangat senang dapat meluncurkan Aliansi baru ini dengan Menteri Tasrif dan merasa terhormat mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo dalam upaya penting ini,” kata Fatih Birol, Direktur Eksekutif IEA, dikutip Rabu (31/3/2021).
Kerja sama ini bertujuan untuk membuat kemajuan pada tahun 2021 guna meningkatkan meningkatkan dukungan IEA dan dunia internasional terhadap ambisi Indonesia. Hal ini akan didukung oleh posisi IEA dalam G20, yang memungkinkannya untuk mendukung Indonesia menjadi Presiden G20 di tahun 2022. Langkah ini sebagai upaya mendesiminasikan informasi memperkuat dukungan dalam terhadap Indonesia sebagai Ketua ASEAN pada tahun 2023.
“Indonesia telah menetapkan target EBT yang ambisisis dalam kebijakan transisi energi dan strategis nasional melalui penyusunan Grand Startegi Energi Nasional. IEA menjadi mitra utama Indonesia selama bertahun-tahun dalam membantu Indonesia mencapai tujuan tersebut. Saya senang IEA akan meningkatkan dukungan ini melalui Aliansi IEA-Indonesia guna mewujudkan target tersebut,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif, dikutip dari asiatoday.id.
Bagian penting dari adanya kolaborasi transisi energi ini adalah komitmen IEA terlibat dengan pemerintah Indonesia dalam memproiritaskan kebijakan energi. Sejak Indonesia menjadi anggota di 2015, hubungan bilateral terus diperluas pada sektor bahan bakar dan teknologi meliputi proses digitalisasi, implementasi teknologi, kondisi investasi, serta dukungan kebijakan dan peraturan.
Memiliki populasi lebih dari 279 juta jiwa yang tersebar di 17,000 pulau, Indonsia diharapkan menjadi negara tumbuh sebagai negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia. Melalui generasi muda, sumber daya alam yang melimpah, potensi energi terbarukan yang besar serta ambisi Presiden RI dalam memodernisasi sektor energi menjadikan Indonsia sebagai pemain utama energi global di masa mendatang.
IEA tengah membuka jalan menuju transisi energi bersih secara global melalui posisinya sebagai pemegang sumber terpercaya terkait data berkelas dunia, analisis dan rekomendasi kebijakan, dan bekerja di lapangan dalam membantu pemerintah mengimplementasikan kebijakan menjadi aksi nyata. (AT Network)