Masyarakat Indonesia dan Vietnam Paling Antusias di ASEAN Ikut Vaksinasi Covid-19

1,267

Pengumuman Kabupaten Bombana

 

JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Hasil riset IPSOS, perusahaan peneliti pasar atau market research global, menyebutkan bahwa masyarakat indonesia dan Vietnam paling antusias di Asia Tenggara (ASEAN) untuk mengikuti vaksinasi Covid-19. Riset tersebut untuk memahami perkembangan opini dan perilaku masyarakat selama pandemi Covid-19, gelombang ketiga. Riset diadakan secara online, sejak 4 hingga 15 Februari 2021 yang mencakup negara di Asia Tenggara; Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.

“Laporan hasil survei gelombang ketiga IPSOS ini sangat komprehensif, mencakup berbagai aspek, mulai dari opini dan perilaku masyarakat terhadap vaksin, perkembangan perilaku konsumsi, situasi ekonomi dan pendapatan masyarakat, minat beli konsumen, pilihan saluran pembelian (purchasing channel) dan penggunaan dompet digital (e-wallet), serta industri UMKM dan jenis produk yang paling diminati masyarakat saat ini,” jelas Soeprapto Tan, Managing Director IPSOS Indonesia, melalui keterangan tertulisnya, Jumat (26/3/2021).
Dikutip dari asiatoday.id, Hasil survei ini juga memberikan proyeksi perilaku konsumsi ke depannya, sehingga pemain bisnis dapat mengetahui trend dan sektor yang akan berkembang ke depannya. Seperti halnya Indonesia, negara lain di Asia Tenggara saat ini berada di babak baru dalam penanggulangan pandemi Covid-19, yaitu pendistribusian vaksin ke seluruh warga negaranya. Mayoritas masyarakat Asia Tenggara (79 persen) sangat bersedia dan menanti pemberian vaksin Covid-19. Vietnam (94 persen) dan Indonesia (80 persen) adalah negara Asia Tenggara yang masyarakatnya paling banyak bersedia dan bersemangat untuk divaksin. Diurutan ketiga, Thailand (78 persen), Singapura 77 persen, Malaysia (76 persen), dan terakhir Filipina (68 persen). Lebih jauh, mayoritas masyarakat Asia Tenggara bersedia dan berencana mendapatkan vaksinasi di tahun 2021, masyarakat Indonesia dan Vietnam adalah yang paling ingin segera mendapatkan vaksinasi dibandingkan lainnya dengan masing-masing presentase 50 persen.
Banyaknya masyarakat yang bersedia bahkan ingin segera divaksin, seperti hasil penelitian di atas, menunjukkan program kampanye yang dilakukan Pemerintah Indonesia sejak pertengahan tahun 2020 lalu, guna memberikan edukasi, himbauan, serta ajakan kepada masyarakat untuk bersedia mendapatkan vaksin Covid-19 cukup berhasil. Tingkat pemahaman masyarakat Indonesia mengenai vaksin itu sendiri, efek samping, dan potensi mereka yang memiliki resiko tertular cukup baik.

Lebih lanjut, hasil survei menyatakan mayoritas masyarakat Indonesia melihat ada 5 kelompok prioritas tertinggi yang perlu segera mendapatkan vaksinasi Covid-19, yaitu tenaga kesehatan (nakes) (71 persen) & pekerja garis depan / frontliners (29 persen), aparatur negara (26,5 persen), lansia (16,7 persen) dan pekerja layanan public, seperti pekerja di pasar tradisional atau mal, pekerja restoran, guru & tenaga pendidik, lainnya (15,75 persen), baru kemudian kelompok atau golongan usia dewasa usia 18 – 59 tahun (14,4 persen) dan penduduk usia di bawah 18 tahun (6 persen).

Hal ini sejalan dengan strategi yang diterapkan Pemerintah, yaitu tahap 1 ditujukan bagi nakes dan aparatur negara seperti polisi, tentara (ABRI/TNI), dan tahap 2 yang saat ini sedang berjalan bagi lansia, pekerja publik, dan dalam waktu dekat akan direalisasikan pada guru dan tenaga pendidikan. Terkait masih tingginya kasus positif Covid-19 di Indonesia, dalam survei ini 71 persen masyarakat menyadari bahwa untuk menurunkan penularan Covid-19 perlu adanya kesadaraan diri untuk menerapkan protokol kesehatan dengan baik, khususnya memakai masker meskipun setelah divaksin serta mengikuti himbauan dari Pemerintah dalam kaitannya dengan 5M & 3T. 66 persen masyarakat berpendapat perlunya kembali digencarkan kampanye edukasi kepada masyarakat secara menyeluruh dan massif, serta diberlakukannya sanksi kepada mereka yang melanggar larangan atau protokol kesehatan.

Sedangkan 21 persen masyarakat mengakui pengaruh peran aktif tokoh masyarakat (public figure/influencer) untuk memberikan contoh pola hidup baru (new normal) yang sesuai dengan protokol kesehatan yang benar dan sesuai anjuran Pemerintah, seperti menghindari kerumunan, memakai masker ketika berinteraksi dimana pun, dan lainnya. (AT Network)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU