Seruan Damai dari Negeri Myanmar

389

AS, India, Australia dan Jepang Desak Pemulihan Demokrasi Myanmar, Sikap ASEAN Dipertanyakan

Pengumuman Kabupaten Bombana

 

YANGON, LENTERASULTRA.COM – Seruan damai dan protes kudeta militer serentak disuarakan dari 20 kota di Myanmar pada Minggu (21/3/2021) malam. Para demonstran menyalakan lilin sebagai simbol keinginan rakyat sipil untuk keluar dari rezim kegelapan. Al Jazeera melaporkan, aksi demonstrasi dengan cahaya lilin berlangsung di kota utama Yangon hingga komunitas kecil di Negara Bagian Kachin di utara dan kota paling selatan Kawthaung, menurut penghitungan pesan di media sosial.

Dikutip dari asiatoday.id, Para pengunjuk rasa di beberapa tempat diikuti oleh para biksu Buddha yang memegang lilin. Sementara beberapa orang menggunakan lilin untuk membuat bentuk salam protes tiga jari. Juru bicara pemerintah militer tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar, tetapi dia sebelumnya mengatakan pasukan keamanan telah menggunakan kekuatan hanya jika diperlukan.

Negara-negara Barat telah berulang kali mengutuk kudeta dan kekerasan tersebut. Negara tetangga di Asia, yang selama bertahun-tahun menghindari saling kritik, juga sudah mulai angkat bicara.

Sebagai bentuk solidaritas, pada Jumat (19/3), Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyerukan kekerasan di Myanmar harus segera dihentikan. Jokowi mendesak pertemuan tingkat tinggi pimpinan Asia Tenggara (ASEAN) di mana Myanmar adalah salah satu anggotanya.

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mendukung seruan tersebut. Dia mengaku terkejut dengan penggunaan kekerasan mematikan yang terus-menerus terhadap warga sipil. Singapura juga telah menyatakan ketidaksetujuannya atas kudeta Myanmar. Jenderal Senior Min Aung Hlaing membenarkan perebutan kekuasaan yang mengklaim pemilihan 8 November yang mengembalikan partai pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi ke tampuk kekuasaan adalah penipuan satu tuduhan yang dibantah oleh komisi pemilihan. Min Aung Hlaing telah menjanjikan pemilihan umum baru tetapi belum menetapkan tanggal.

Pada Sabtu (20/3), pemimpin kudeta mengunjungi pulau-pulau Coco, salah satu pos terdepan paling strategis di Myanmar, 400 km sebelah selatan Yangon. Dia mengingatkan anggota angkatan bersenjata di sana bahwa tugas utama prajurit adalah mempertahankan negara dari ancaman eksternal. (ATN)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU