Bumi dalam Bahaya, Arus Besar Laut Samudera Atlantik Berubah

5,029
Foto: Ist.

JAKARTA – Perubahan iklim kian menjadi ancaman nyata bagi planet bumi. Para ilmuwan terus mendalami berbagai dampaknya terhadap keselamatan bumi. Salah satu yang menjadi perhatian terbesar adalah perubahan arus laut Samudera Atlantik.

Arus laut Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC) sangat penting dalam mengangkut panas dari daerah tropis ke Belahan Bumi Utara. Namun penelitian baru menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat membuat AMOC berhenti beroperasi lebih cepat dari yang diperkirakan. 

Itu bisa berdampak besar dan berskala besar di planet ini dalam hal pola cuaca, mengganggu pola pertanian, keanekaragaman hayati, dan stabilitas ekonomi di seluruh dunia yang dipengaruhi oleh AMOC. Masalahnya adalah kecepatan di mana Bumi memanas dan mencairkan es di Kutub Utara. Kecepatan kenaikan suhu ini berisiko terhadap aktivitas AMOC.

“Ini berita yang mengkhawatirkan,” kata fisikawan Johannes Lohmann, dari Universitas Kopenhagen di Denmark seperti dikutip Science Alert .

PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

Lohmann dan rekannya Peter Ditlevsen mengadaptasi model perubahan iklim lautan yang ada untuk mempelajari konsekuensi dari peningkatan laju masukan air tawar ke Samudra Atlantik Utara, didorong oleh cepatnya lapisan es Greenland mencair. Model tersebut menunjukkan bahwa laju perubahan air tawar yang lebih cepat dapat membatalkan AMOC lebih cepat. Efek gas rumah kaca dan mencairnya es di Greenland menyulitkan ilmuwan melindungi sistem iklim dan menjaga pola cuaca global tetap terkendali.

“Titik kritis ini telah ditunjukkan sebelumnya dalam model iklim, di mana air lelehan sangat lambat masuk ke laut,” kata Lohmann kepada Molly Taft di Gizmodo.

“Pada kenyataannya, peningkatan air lelehan dari Greenland semakin cepat,” katanya seperti dikutip dari Asiatoday.id.

AMOC beroperasi seperti sabuk konveyor air laut raksasa yang melingkar, mendistribusikan kembali air dan panas di sekitar Belahan Bumi Utara karena suhu air, rasa asin, dan berat relatif berfluktuasi. Itu bagian dari alasan bahwa musim dingin di Eropa relatif lebih sejuk bahkan di lintang yang lebih tinggi.

Meskipun tidak jelas persis di mana titik kritis AMOC berada, namun telah melambat dalam beberapa tahun terakhir, dan studi baru ini menunjukkan bahwa semakin cepat perubahan iklim , semakin berisiko arus ini. Ilmuwan berpendapat, masuknya air tawar dingin dari Greenland kemungkinan akan menghentikan air hangat menyebar ke utara. (ATN)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU