Vaksin Merah Putih Dijadwalkan Siap Digunakan Juni 2022
JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Profesor Amin Subandrio mengatakan vaksin Merah Putih yang merupakan produksi dalam negeri dijadwalkan bisa dipakai buat program vaksinasi Covid-19 pada akhir Juni 2022. Profesor Amin mengatakan uji klinik fase 1,2, dan 3 akan dimulai Maret 2022. Pihaknya, kata Amin, akan berupaya agar izin penggunaan darurat bisa diperoleh pada Juni 2022, dari jadwal semula pada November 2022.
“Kami melakukan upaya untuk bisa mempercepat, beberapa proses bisa diperpendek dan diharapkan pada pertengahan 2022 sudah bisa menyelesaikan uji klinik fase 1,2,dan sebagian 3, sehingga izin penggunaan darurat bisa diperoleh pada akhir Juni 2022,” kata Amin seperti dikutip dari voaindonesia.com.
Berdasarkan jadwal yang disusun PT Bio Farma, bibit vaksin Merah Putih yang menggunakan teknologi fermentasi (yeast based) baru akan selesai dibuat pada Mei tahun ini dan setelah itu mulai diproses oleh PT Bio Farma untuk diproduksi menjadi vaksin Covid-19. Sebulan kemudian, lanjutnya, Bio Farma akan mulai melakukan proses optimalisasi hingga akhirnya uji praklinik sampai Februari 2022.
Amin menambahkan LBM Eijkman sebenarnya sudah siap menyerahkan bibit vaksin berdasarkan sel mamalia pada akhir bulan ini. Namun pihak Bio Farma masih menyiapkan fasilitas untuk melanjutkan proses itu dan baru akan rampung pada Desember mendatang sehingga prosesnya agak terhambat.
Karena itulah, LBM Eijkman memusatkan perhatian pada pengembangan bibit vaksin Covid-19 menggunakan teknologi fermentasi. Amin menekankan LBM Eijkman sejatinya sudah memiliki laboratorium yang bisa mendeteksi berbagai macam virus, termasuk yang tidak ada di Indonesia sekali pun.
Sementara itu, Ketua Tim Pengembangan Vaksin Nusantara sekaligus mantan menteri kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan bibit Vaksin Nusantara dibuat berdasarkan teknologi sel dendritik, yang merupakan bagian dari sistem kekebalan mamalia. Teknologi sel dendritik ini memiliki paling tidak tiga kelebihan, yakni bersifat personalized atau disesuaikan kondisi tiap pasien, mendukung sistem kekebalan tubuh yang adaptif, serta sangat aman.
Menurut Penny, BPOM baru mau mengeluarkan persetujuan uji klinis fase 2 terhadap vaksin Nusantara kalau tim peneliti sudah memberikan klarifikasi terhadap ketidakcocokan data. Tim peneliti sebelumnya sudah meminta kepada BPOM untuk mengeluarkan persetujuan bagi uji klinis fase 2 pada Maret lalu. [fw/em/ft/VOA]