Epidemolog Sebut Covid-19 di Indonesia Semakin Kritis
JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Seorang pakar Epidemologi Griffith Australia, Dicky Budiman, menerangkan bahwa keadaan pandemi di Indonesia sudah semakin serius, Senin (28/12/2020).
Ia menegaskan hal tersebut akibat adanya mobilisasi massa beberapa waktu yang lalu, seperti libur panjang, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), demo dan hal-hal yang mengundang perkumpulan masyarakat. Namun, lanjutnya, tanpa mobilisasi tersebut pun, wabah Covid-19 semakin serius.
“Diketahui, dampak dari libur panjang atau Pilkada, demo dan sebagainya, sudah bersinergi dan jangankan mobilisasi massa sebesar itu, tanpa itupun, ibarat bola salju, pandemi semakin serius,” ungkapnya, Senin (28/12/2020).
Ia juga mengaku, bahwa 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, sudah tidak cukup lagi. Dari situasi tersebut, ia mengatakan, sudah saatnya harus memperkuat strategi dan melakukan kajian.
“3M sudah tidak cukup. Untuk diketahui, epidemiologi harus melihat pemodelan, bagaimana estimasi kasus harian kita,” katanya.
Ia juga mengungkapkan, bahwa hasil analisa tren yang telah dilakukan dalam hitungan estimasi terendah mencapai 20 ribu per hari, dan rata-rata kasus harian mencapai 50 ribu kasus.
“Melihat pengendalian pandemi, pertama tes positivity rate, berikutnya indikator kematian, yang menunjukan tren kenaikan. Ini menunjukkan posisi pencegahan dibawah performa kecepatan virus yang dibawa orang,”
hal ini mengakibatkan situasi Indonesia yang semakin mengkhawatirkan, dengan banyaknya orang yang bergerak, libur panjang, memungkinkan membawa virus dan mempercepat penularan ketimbang pengendaliannya.
“Artinya strategi tak bisa soliter, tak bisa parsial, tak bisa sektoral. Nggak bisa cuma Jakarta saja, Jawa Barat, semua harus sinergi. Dikatakan ada pembatasan, tak bisa hanya 1 daerah,” tegasnya.
Lanjutnya, ia menegaskan untuk tidak mengabaikan sinergitas antar daerah terutama pulau jawa yang menjadi epicentrum. Dan mengingatkan bahwa PSBB bukan langkah utama untuk mengatasi hal tersebut, karena menurutnya PSBB memiliki potensi jebakan dan harus dijadikan sebagai strategi tambahan saja.
“PSBB berulang, karena tak bersinergi tak kolaborasi. Ini harus dijadikan evaluasi. Ini jika dilakukan harus lebih baik,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI mencatat hingga Minggu (27/12/2020) pukul 12.00 WIB penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 6.528, sehingga secara total kasus positif menembus 713.365 orang.
Kemudian kasus meninggal bertambah 243 sehingga total menjadi 21.237. Adapun kasus sembuh ini, ada penambahan sebanyak 6.983 orang. Sehingga total kasus sembuh mencapai 583.676 orang. Tambahan kasus sembuh merupakan rekor baru. Sebelumnya, kasus sembuh tertinggi tercatat pada 26 Desember 2020, yaitu 6.389.(Ads/Ilma)
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan
#cucitangandengansabun