Xi Jinping Tawarkan Dua Solusi bagi Pemulihan Ekonomi Dunia
BEIJING, LENTERASULTRA.COM – Presiden China Xi Jinping menawarkan dua solusi bagi pemulihan ekonomi dunia. Dua solusi itu yakni menegakkan prinsip-prinsip kerja sama yang saling menguntungkan dan langkah untuk saling membuka diri (mutual opening-up).
Hal itu diungkapkan Xi dalam paparan utama yang dikirimkan lewat video di acara pembukaan China International Import Expo (CIIE) ketiga pada Rabu lalu, dikutip dari CGTN sebagaimana dilansir Asiatoday.id, Minggu (8/11/2020).
Menurut Xi, Covid-19 menyadarkan dunia bahwa seluruh negara saling terikat sebagai sebuah komunitas yang memiliki masa depan bersama.
“Tak ada satu pun yang kebal dari krisis besar dan negara-negara harus bekerja sama sebagai mitra. Setiap negara mengemban tanggung jawabnya masing-masing,” kata Xi.
Solidaritas dan kerja sama menjadi pilihan yang tepat demi mengatasi berbagai tantangan.
“Kita harus berpegang teguh pada prinsip kerja sama yang saling menguntungkan,” ujar Xi.
CIIE kini mengusung kemaslahatan masyarakat internasional, serta berfungsi sebagai sarana utama untuk pengadaan barang yang berskala internasional, promosi investasi, pertukaran dan kerja sama budaya, jelas Xi.
Ajang CIIE pertama kali diadakan pada 2018, dan nilai pembelian barang serta jasa selama satu tahun sempat mencapai USD57,83 miliar. Sementara, kesepakatan bisnis dari negara-negara “Belt and Road” tercatat senilai USD4,7 miliar. Di ajang CIEE kedua, angka ini melonjak 23 persen menjadi USD71,13 miliar.
Pihak-pihak yang berpartisipasi dalam ajang CIIE tahun ini adalah para peserta yang telah sempat mengikuti CIIE sebelumnya, serta sejumlah peserta baru, termasuk hampir 50 perusahaan yang terdaftar dalam peringkat Fortune 500 dan berbagai perusahaan terdepan di industri.
Lewat kerja sama yang terjalin dalam CIIE tahun ini, cikal bakal baru akan ditanamkan ke dalam perekonomian global.
Langkah untuk saling membuka diri (mutual opening-up) berkaitan dengan sikap yang mengusung keunggulan, tanggung jawab, dan tata kelola bersama.
Istilah mutual opening-up menjadi kata kunci lain yang disebutkan Presiden China di ajang CIIE.
Xi mengatakan, penyelenggaraan CIIE ketiga membuktikan keinginan China untuk membagikan berbagai peluang pasar kepada dunia, dan berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi dunia.
Menyadari bahwa langkah-langkah untuk membuka diri telah terlaksana di ajang CIIE tahun lalu, Xi bertekad mewujudkan sirkulasi domestik dan internasional yang lebih terbuka, tak hanya bagi kepentingan pembangunan China, namun juga kemaslahatan masyarakat yang lebih luas di semua negara.
Sepanjang Triwulan-I 2020, ekonomi China meningkat 0,7 persen dari periode serupa pada tahun lalu. Sementara, sebagian besar negara di belahan bumi lain masih terjerat resesi. Total impor dan ekspor China juga mengalami pertumbuhan positif pada periode tersebut.
China sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, telah mempromosikan pola pembangunan “sirkulasi ganda” (dual circulation) sejak Mei lalu. Strategi ini mengindikasikan pola pembangunan ekonomi yang mengutamakan pembangunan domestik sebagai penopang penting. Di sisi lain, pembangunan domestik dan internasional saling memperkuat satu sama lain.
Pola pembangunan baru “sirkulasi ganda” dalam lima tahun ke depan juga mengemuka dalam sesi pleno kelima Komite Sentral CPC Ke-19 yang berakhir pada 29 Oktober.
Presiden China turut melansir beberapa langkah baru untuk membuka diri dalam paparan utamanya.
China akan menerbitkan daftar negatif untuk perdagangan jasa lintasnegara, serta membuka lebih banyak bidang seperti ekonomi digital dan internet.
“China pun mengupayakan berbagai cara kreatif untuk mengembangkan perdagangan luar negeri, kata Xi.
China bersiap untuk meneken perjanjian perdagangan bebas yang berstandar tinggi bersama negara-negara lain, dan China akan mengupayakan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership), serta mempercepat negosiasi tentang traktat investasi China-Uni Eropa dan perjanjian perdagangan bebas China-Jepang-Republik Korea, menurut Xi. (ATN)