Potensi Pertanian Bahari Konawe Selatan
KONAWE SELATAN, LENTERASULTRA.COM – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, didampingi Plt Bupati Konawe Selatan Arsalim Arifin melakukan panen raya padi di Desa Cialam Jaya, Kecamatan Konda, Konawe Selatan, Kamis (22/10/2020). Panen raya ini merupakan upaya Kementerian Pertanian (Kementan) untuk terus memacu daerah dan petani agar mempriotaskan peningkatan produksi dan ketersediaan pangan, di antaranya beras sebagai pangan pokok strategis terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Perlu kita ketahui, karena berada di jalur vulkanis yang cukup aktif, menjadikan Indonesia memiliki banyak gunung berapi. Artinya Indonesia memiliki tanah yang akan mineral dan subur, dan itu sangat baik untuk pertanian.
Beberapa potensi yang telah dikembangkan di sektor pertanian antara lain:
1. Padi di hampir semua daerah di Indonesia
2. Jagung, tanaman yang sempat menjadi makanan pokok masyarakat Madura dan NTT dihasilkan di daerah tersebut, walaupun pulau Jawa juga menyumbang jumlah yang signifikan.
3. Ubi Kayu (Singkong).
Tanaman yang mudah ditanam, bisa di tanah basah atau kering dan bisa tumbuh di ketinggian hingga 800 mdpl. Pemasok terbanyak tanaman ini di Indonesia adalah Jawa Barat.
Seperti sudah dijelaskan di atas, karena suburnya tanah dan mendukungnya alam Indonesia, rakyat Indonesia bisa menanam apa saja dan akan tumbuh. Sehingga bukan hanya pertanian, tetapi sektor perkebunan juga bisa ikut dimaksimalkan untuk mendukung ketahanan pangan.
Beberapa potensi sektor perkebunan yang ada dan bisa dikembangkan antara lain:
1. Tebu
tebuSelain menjadi bahan baku gula, tebu dapat langsung diperas dan diminum airnya bahan pokok untuk gula ini sangat banyak dan mudah tumbuh di pulau Jawa. Daerah penghasil tebu utama contohnya Jawa Timur, Cirebon, Lampung. Jawa Timur adalah penghasil gula terbesar.
2. Kelapa Sawit.
Bukan menjadi hal yang aneh, Sumatra adalah salah satu perkebunan dan penghasil kelapa sawit paling banyak di Indonesia. Hampir seluruh daerah di Sumatra pasti mempunyai perkebunan kelapa sawit.
3. Kopi
Dengan sedang meningkatnya tren ngopi-ngopi lucu di Indonesia, dan biji kopi Indonesia yang dapat dikatan memiliki kualitas yang baik, harusnya bisa dimanfaatkan dengan segera. Penghasil kopi Indonesia yang terkenal adalah Lampung, Jawa Timur, dan Bengkulu.
Nah, Kabupaten Konawe Selatan merupakan salah satu sentra produksi beras di Sulawesi Tenggara.Potensi pengembangan usahatani padi sangat besar ditinjau dari luas wilayah dan senjang hasil produksi padi.Berbagai masalah dihadapi petani berkaitan dengan penerapan teknologi dalam usahatani padi sehingga produktivitasnya masih tergolong rendah. Peningkatan produksi padi di Kab. Konawe Selatan dapat dilakukan dengan introduksi teknologi : (1) Penggunaan benih bermutu dari varietas unggul baru yang telah direkomendasikan, (2) Pemupukan spesifik lokasi dengan menggunakan PUTS dan PHSL serta dilengkapi dengan penggunaan BWD, (3) Pengendalian OPT melalui pendekatan PHT, (4) Efisiensi penggunaan air dengan teknologi AWD/PBK.
Plt Bupati Konawe Selatan Arsalim Arifin mengatakan Konawe Selatan merupakan salah satu daerah kabupaten produsen padi terbesar di provinsi Sulawesi Tenggara. Produksi padi tahun 2020 diperkirakan mencpai 79.746 ton GKG atau setara 45.750 ton Beras.
“Kami sangat mendukung program pengembangan pertanian melalui kawasan korporasi. Ini sangat membantu upaya pemerintah daerah Kabupaten Konawe Selatan untuk mendorong produktivitas pertanian bagi para petani terus dilakukan. Hal itu mendorong peningkatan produksi pertanian para petani dan kesejahteraan masyarkat itu sendiri,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menambahkan program Kementan yang diterima Kabupaten Konawe Selatan sepanjang tahun 2020 untuk meningkatkan produksi pangan adalah Program Kawasan Tanaman Pangan Berbasis Korporasi (Propaktani) melalui pengembangan kawasan pertanian komoditi padi sawah di tiga kecamatan yakni Basela, Lalembu, Tinanggea. Pengembangan kawasan ini seluas 5.876 hektar yang bekerja sama dengan BUMD Konawe Selatan.
Bantuan lainnya, sambungnya, yaitu budidaya padi lahan kering seluas 2.500 hektar, bantuan benih jagung 6.230 hektar, dan perluasan areal tanaman baru 3.608 hektar.
“Sesuai arahan Komandan, Pak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang tadi disampaikan bahwa walaupun di masa pandemi, sektor pertanian harus terus berjalan,” sebutnya.
“Oleh karena itu Kami (Kementan,-red) pun mulai kenalkan konsep integrated farming menuju zero waste baik integrasi vertikal dimana keterpaduan dari hulu onfarm hingga hilir maupun integrasi horisontal yakni terpadu antar komoditas padi, sayur, ternak ayam, sapi dan lainya. Konsep ini bisa dikelola dalam klaster kawasan berbasis korporasi,” sambung Suwandi.
Alhasil, program penumbuhan petani milenial terus tumbuh di seluruh wilayah Indonesia, salah satunya di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Ali Alhamdi (27 tahun), salah satu petani milenial dari Kabupaten Konawe Selatan kini meraup penghasilan yang fantastis yakni Rp 20 miliar sekali musim tanam.
Ali mulanya menganggap hanya sebagai hiburan atau pengisi waktu luang. Namun demikian, semakin ditekuni ternyata menguntungkan dari segi ekonomi bahkan memberikan keuntungan yang jauh lebih besar dibanding sektor lainnya.
“Saya sewa lahan, selama 4 tahun dan ternyata lahan itu berjodoh walau saya harus meminjam uang dari bank,” ungkap Ali setelah melakukan panen padi bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, didampingi Plt Bupati Konawe Selatan Arsalim Arifin beserta jajaran pejabat eselon satu Kementerian Pertanian di Desa Cialam Jaya, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan, Kamis (22/10).
Ali yang tergabung dalam Kelompok Tani Mekar Sari mengatakan bahwa ada dua tantangan yang membutuhkan pendekatan khusus yang kerap dihadapi petani muda. Yakni menyatukan petani dan mengoptimalkan hasil panen.
“Keberadaan petani-petani muda oleh sebagian petani senior dianggap ancaman menggeser jabatan. Padahal, untuk kepentingan bersama, petani senior dan muda mestinya berkolaborasi,” ucapnya. (B)
Disusun oleh kelompok 4:
Denniati (A1A620002)
Sarni (A1A620012)
Arina Sabila Hidayah (A1A620020)
Egvhya Regina Muis (A1A620044)
Wa Ode Meylani Poto (A1A620066)
Krisna Saputra (A1B117058)