Fadli Zon: Indonesia Jangan Jadi Kelinci Percobaan Vaksin Covid-19
JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Anggota DPR RI dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Fadli Zon mengkritisi calon vaksin Covid-19 yang sedang menjalani uji klinis di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Fadli sebagaimana dikutip Asiatoday.id khawatir, Indonesia dijadikan sebagai kelinci percobaan vaksin yang hingga kini belum jelas keampuhannya dan belum disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Vaksin adalah bisnis besar. Oleh karena itu, jangan sampai rakyat Indonesia jadi kelinci percobaan dari calon vaksin Covid-19 yang belum jelas status dan keampuhannya,” tulis Fadli Zon lewat akun Twitternya yang dimonitor Kamis (22/10/2020).
Fadli Zon pun mengingatkan agar pemerintah lebih berhati-hati untuk menimbang vaksin yang cocok bagi rakyat Indonesia.
Hingga kini belum ada vaksin Covid-19 yang diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) termasuk obat.
Industri farmasi masih terus berupaya menguji coba sejumlah calon obat untuk menyembuhkan infeksi Covid-19. Jika pun ada obat yang digunakan pasien Covid-19, adalah obat yang tidak secara khusus untuk membunuh Virus Corona.
Seperti diketahui, untuk kebutuhan vaksinasi Covid-19, Pemerintah Indonesia memasok vaksin dari China kerja sama antara Sinovac dengan Unpad untuk mengatasi permasalahan Covid-19 dalam jangka pendek. Saat ini, vaksin tersebut dalam uji coba klinis tahap III di Bandung, Jawa Barat.
Selain Sinovac, pemerintah juga bekerja sama dengan Sinopharm, dan dari Cansino.
Ketiga produsen tersebut telah melakukan uji klinis fase III di beberapa negara, terutama di China, Kanada, Arab Saudi, Turki, dan Brasil.
Kemudian, untuk jangka menengah dan panjang, sejumlah institusi seperti ITB, UI, Eijkman, LIPI dalam proses pembuatan vaksin Merah Putih.
Brasil Batalkan Pembelian Vaksin China
Sementara itu, Presiden Brasil Jair Bolsonaro menegaskan pemerintahnya tidak akan membeli vaksin Covid-19 buatan China, sehari setelah menteri kesehatannya mengatakan vaksin itu akan ditambahkan ke program imunisasi.
“Kami tidak akan membeli vaksin China.” kata Bolsonaro dilansir dari BBC.
Presiden mengatakan vaksin tersebut belum menyelesaikan uji coba. Brasil telah menjadi salah satu negara yang paling parah terkena dampak virus corona.
Hampir 5,3 juta kasus yang dikonfirmasi, tertinggi ketiga di dunia setelah AS dan India dan nomor dua setelah AS dalam kasus kematian, dengan hampir 155.000 meninggal sejauh ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.
Pada hari Selasa, Menteri Kesehatan Eduardo Pazuello mengatakan pemerintah federal telah mencapai kesepakatan dengan negara bagian São Paulo untuk membeli 46 juta dosis vaksin CoronaVac, yang sedang diuji oleh pusat penelitian Institut Butantan di negara bagian itu.
Vaksin yang akan diproduksi oleh Butantan itu, masih harus mendapat persetujuan dari regulator kesehatan untuk digunakan di masyarakat.
Gubernur São Paulo João Doria mengatakan program imunisasi dapat dimulai segera pada Januari 2021, menjadikannya salah satu upaya pertama di dunia untuk memerangi pandemi.
Tetapi pada hari Rabu, Presiden Bolsonaro mengatakan di Twitter bahwa vaksin apa pun harus disetujui oleh regulator kesehatan dan keefektifannya diverifikasi oleh kementerian kesehatan sebelum tersedia.
“Orang Brasil tidak akan menjadi kelinci percobaan siapa pun,” tegasnya. (ATN)