Reaktif Covid-19, Pasien Sempat  Ditolak saat Dirujuk ke RSUD Kota Kendari

941
Kakek yang menderita patah tulang dan dinyatakan reaktif Covid-19 saat menunggu di depan UGD RSUD Kota Kendari. Nampak istri pasien menemani kakek berusia 88 tahun itu di mobil ambulance. Foto: Laode Ari.

KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Seorang pasien reaktif Covid-19 dari Kota Kendari, bernama Nonci Mide (87) ditolak saat akan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari. Kakek yang berasal dari Kelurahan Sodohoa Kecamatan Kendari Barat ini rencananya akan dirawat di rumah sakit Santaana karena mengalami patah tulang di paha sebelah kiri.

Pihak keluarga pasien, Irvan, menceritakan awalnya pasien itu mengalami patah kaki usai terjatuh saat akan menuju ke kamar mandi di rumahnya sekitar pukul 01.00 dini hari, Kamis (20/8/2020).

“Kemudian pagi harinya pukul 07.00 pagi, kami bawa ke rumah sakit Santaana Kendari untuk dirawat,” kata Irvan.

Saat dibawa ke rumah sakit Santaana, lanjut Irvan, pihak rumah sakit belum memberikan penanganan kepada pasien itu, karena akan dilakukan Rapid test Covid-19 terlebih dahulu. Kemudian rapid test dilakukan dan hasilnya reaktif.

“Hasil rapid test keluar sekitar pukul 08.53 dengan hasil reaktif,” lanjutnya.

Karena hasil tes reaktif, pihak dokter RS Santaana meminta pasien dibawa ke rumah sakit Rujukan yakni RSUD Kota Kendari, karena rumah sakit itu yang menyediakan fasilitas bagi pasien reaktif Covid-19. Namun saat komunikasi dengan RS Kota Kendari, ternyata rumah sakit rujukan menolak pasien tersebut.

“Pihak rumah sakit menolak pasien dirujuk karena keadaan ruang yang full atau penuh. Sedangkan pasien ini harus segera dioperasi dan itu sudah dikatakan sama dokter RS Santaana,” tambahnya.

Related Posts
PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

Kemudian, mereka meminta ambulance RS Santaana untuk membawa pasien ke rumah sakit rujukan. Namun tidak diperbolehkan dengan alasan rumah sakit rujukan tidak menerima.

“Jadi kita pihak keluarga berinisiatif sendiri membawa pasien dengan meminta tolong mobil ambulance lainnya yang lagi lewat,” ungkap Irvan.

Namun, ketika tiba di RS Kota Kendari, sekitar pukul 15.00 wita, petugas medis belum memberikan penanganan karena alasannya ruangan penuh. Setelah beberapa jam petugas medis dengan APD lengkap turun tangan memberikan pelayanan.

Sementara itu, Direktur RSUD Kota Kendari, dr Sukirman, membantah jika petugas medis di rumah sakit yang dipimpinnya menolak untuk memberikan penanganan kepada Nonci Mide. Ia juga menegaskan bahwa ruangan untuk merawat pasien masih tersedia.

“Kalau masalah tempat atau kamar untuk merawat pasien itu ada. Saya sudah koordinasi untuk dicek ruangannya,” katanya saat dihubungi melalui telepon.

Pasien tidak segera dibawa ke ruang untuk dirawat karena akan dilakukan swab terlebih dahulu untuk memastikan pasien ini benar-benar terpapar Covid-19 atau tidak. Sukirman juga sudah meminta agar Rumah Sakit Bahteramas segera memberikan informasi hasil swab agar pasien mendapat penanganan medis secepatnya.

“Waktu tiba di rumah sakit dan belum dikasi turun dari mobil ambulance supaya pihak keluarga tidak membawa kemana-mana pasiennya, takutnya bisa menular ke tempat lainnya kalau hasilnya positif,” pungkas Sukirman. (B)

Reporter: Laode Ari

Editor: Wulan

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU